ngabuburit. Hehehe. Rupanya dari kakak sepupu perempuan saya yang tinggal di Bekasi. Ia mengirim sebuah video.
Ada pesan masuk di aplikasi WA saya sekira jam empat sore waktu Cinderela menunggu buka puasa aliasGambar video yang dikirim tampak buram. Karena, saya menonaktifkan semua video dan foto yang masuk biar tidak menuh-menuhi memori. Bila saya perlu, baru saya klik kiriman foto atau videonya.
Tiba-tiba saya ingin ngeklik videonya. Bukan untuk melihat kontennya, sih! Lebih karena ingin menghargai pengirimnya. Siapa tahu ada informasi penting atau pesan tersirat yang akan kakak saya sampaikan lewat video itu.
Klik! Nama pemilik akun Tik Tok tidak terlihat jelas. Hurufnya kecil-kecil.Â
Video Tik Tok itu berjudul "berita seputar makanan buka puasa". Huruf pertama pada masing-masing kata dalam judul ditulis dengan huruf kecil bukan huruf kapital. Judulnya tidak gebyar-gebyar amat. Videonya juga bukan gambar bergerak. Hanya foto radio jadul tahun 70 atau 80-an. Nggak menarik, kan ...
Lalu kutekan tanda play pada video berdurasi 00:57 detik itu. Penyiarnya seorang pria. Suaranya berwibawa khas pembaca berita profesional yang membawakan program acara pertandingan bola. Makin nggak tertarik saya. Bola satu direbut puluhan orang. Beuhh! Dari potongan suara dalam video tersebut, redaksinya terdengar seperti ini:Â
... tong dan gorengan kini berada di posisi teratas yang selalu dikawal ketat oleh es buah.
Sementara posisi ketiga ditempati es kelapa muda menggeser es campur yang turun ke posisi keempat.
Es timun suri bertahan di posisi kelima yang dibayang-bayangi kolak pada posisi keenam.
Cendol siap-siap curi peluang sementara kurma masih tetap berada di bangku cadangan karena memang mereka jual terlalu mahal.
Onde-onde masuk zona kritis sementara cucur roti bakar dan serabi tersisih karena mereka bermain terlalu manis.