Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru adalah Bintang

26 November 2021   02:31 Diperbarui: 26 November 2021   02:34 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nobar bersama kelas Ibnu Hayyan. Sumber Ilustrasi: Dokumen Pribadi

Aku kecil juga menjadi paham bahwa sebuah keberhasilan itu tidaklah mudah. Ia memerlukan keahlian dan harus siap dengan persaingan. Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan.

Yang tergambar jelas dalam ingatanku sampai sekarang adalah wajah-wajah tulus guru-guruku dalam mendidik generasi penerus negeri. 

Pak Djiwo, guru SD-ku yang setiap hari mengayuh sepeda menempuh kiloan meter menuju tempat kerja. Bu Lilik, guru SMP yang bisa menyelami jiwa murid-muridnya. Pak Udin, guru SMA yang sabar. Ya Allah, balaslah kebaikan guru-guruku dengan kasih sayang-Mu.

Sementara, nasib guru pada tahun 80-90 an saat itu masih memprihatinkan. Namun, Meskipun bergaji kecil tetapi jiwanya tidak kerdil. Meskipun harus menyambi pekerjaan lain untuk menambah penghasilan tetapi tetap semangat menunaikan tugas utama. 

Pengabdian ikhlaslah yang melahirkan predikat terhormat guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru yang digugu ucapannya dan ditiru perilakunya. Pasukan Oemar Bakrie yang setia mengabdi.

Bagaimana dengan nasib guru zaman now? Sudah tentu beda. Profesi guru atau pendidik seperti menemukan masa keemasannya. Tidak lagi nelangsa. Apalagi guru PNS. Diburu para sarjana sebagai profesi yang menjanjikan di masa depan. 

Kesejahteraan guru lebih diperhatikan. Ada, gaji, tunjangan, dan program sertifikasi. Wajarlah, karena sebanding dengan tuntutan pekerjaannya. Bukankah guru memang wajib memiliki empat standar kompetensi? 

Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Ini berat, Ferguso! Kalau makan gabut, enggak asyiklah ...

Lalu, apakah aktivitas mendidik hanya terbatas pada profesi guru? Tentu saja tidak. Mengapa? Karena, tujuan pendidikan adalah menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. 

Maka, sejatinya setiap orang adalah guru. Alam semesta adalah sekolahnya. Kehidupan adalah mata pelajarannya. Sehingga, setiap orang bisa mengedukasi siapapun dengan melakukan praktik kebaikan sesuai minat, bakat, ilmu, serta karyanya masing-masing.    

Dan, Rasulullah SAW adalah teladan serta guru terbaik di muka bumi yang menjadi sumber pengetahuan juga pembimbing yang bijak. Sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah beliau menjadi bukti kelengkapan menjadi seorang guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun