Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pencemaran Sungai: Dari Ciliwung Hingga Sungai Seine

4 Oktober 2011   01:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:22 1734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ada berapa jenis ikan yang hidup di Sungai Ciliwung? Mungkin ini pertanyaan konyol. Tapi, pertanyaan ini patut dicarikan jawabannya. Kenapa? Karena air sungai besar yang membelah Jakarta itu sudah tercemar berat. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Depok, Rahmat Subagio, yang didampingi Kabid Pemantauan Lingkungan, Kania Parwanti, kepada wartawan, Rabu, 21 September 2011, hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Ciliwung sudah tidak dapat lagi dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku PDAM di Kota Depok.

"Kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD) Sungai Ciliwung dipastikan tinggi, sehingga tidak layak dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)," jelasnya, sebagaimana diberitakan postkotapontianak.com, Kamis, 22 September 2011 - 15:14:52 WIB, Air Sungai Ciliwung Tidak Layak Menjadi Bahan Baku PDAM.

Dengan tingkat pencemaran seperti itu, diperkirakan ada ikan-ikan tertentu yang sudah tidak mampu hidup di sana. Saya tidak menemukan data, ada berapa jenis ikan yang hidup di Sungai Ciliwung sebelum tercemar, dan berapa jenis ikan yang hingga kini masih bertahan. Sebagai perbandingan, mari kita cermati apa yang terjadi di Sungai Seine, Perancis. Sungai ini membelah kota Paris menjadi dua bagian yang dalam bahasa Perancis disebut dengan istilah la rive droite (tepi kanan) dan la rive gauche (tepi kiri). Yang dimaksud dengan tepi kanan adalah Paris Utara dan tepi kiri adalah Paris Selatan. Paris Utara lebih makmur daripada Paris Selatan.

Secara historis, hulu sungai Seine adalah tempat yang nyaman untuk bertelurnya ikan Salmon Salar atau Atlantic Salmon. Tapi, peningkatan polusi air dan pembangunan dam setelah Perang Dunia I, membuat populasi ikan tersebut terus berkurang. Sejak tahun 1995, salmon benar-benar menghilang dari perairan Seine. Dan, tiap tahun, ratusan ton ikan mati di sana. Tapi, pemerintah setempat tak tinggal diam. Hampir 15 tahun proyek bersih-bersih sungai secara besar-besaran digalakkan, termasuk pembangunan sebuah pabrik pemurnian air sungai. Hasilnya, sebagaimana diberitakan BBC London, Rabu 12 Agustus, 2009:

Salmon Atlantik - terdaftar sebagai spesies terancam punah di seluruh Eropa - kembali, seperti yang dibuktikan oleh pemancing. Dan, Salmon tidak sendirian. Ratusan ikan trout laut, shad, dan belut lamprey telah terlihat berkilauan di bawah sinar matahari Paris. Jumlah spesies ikan di sungai Seine menggelembung menjadi 32 spesies.

Bukan hanya itu. Kebersihan Sungai Seine telah menjadikannya pusat wisata air paling bergengsi dan bertaraf internasional. Di tengah kota metropolis, air Seine yang meluap lebih liar dari Bengawan Solo dapat dijinakkan melalui beberapa bendungan besar, dan diolah dengan sistem yang ramah lingkungan, hingga akhirnya mampu menjadi tempat yang menyenangkan.

"Selain airnya tetap dalam kondisi jernih, juga dapat mengantisipasi bahaya banjir yang mengancam Paris. Kalau orang Perancis bisa, mengapa kita tidak? Masalahnya, ada tidak kemauan dari semua pihak ke arah situ," kritik Pengamat sosial politik FISIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Andrik Purwasito, sebagaimana diberitakan harianjoglosemar.com, Minggu, 03 April 2011, 09:00 WIB, Akar Persoalan Pencemaran adalah Faktor Ekonomi.

Andrik Purwasito di atas, membandingkan Sungai Seine dengan Sungai Bengawan Solo yang pencemarannya juga sudah tinggi. Pencemaran yang terjadi pada Ciliwung dan Bengawan Solo tersebut, agaknya menjadi cermin betapa tak terjaganya sungai-sungai di tanah air. Padahal, keberadaan sungai sangat vital. Baik sebagai jalur transportasi, sebagai bahan baku air minum, dan sebagai urat nadi pertanian. Sayangnya, perilaku masyarakat dan perilaku kalangan industri yang membuang limbah ke sungai, membuat kekayaan alam itu rusak.

Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Hari Sutjahyo, di sela-sela Lokakarya Tahap II Strategi Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Kota Bogor, yang digelar di IPB International Convention Center, Jl. Pajajaran, Kota Bogor, Senin, 27 Juni 2011:

Rumah tangga di Kota Bogor merupakan penyumbang terbanyak pencemaran sungai yang ada di Kota Bogor. Akibatnya, kandungan bakteri E-coli pada dua sungai utama di Kota Bogor yakni Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane sangat tinggi.

Dari hasil penelitian tahun 2009, kadar E-coli Ciliwung Hulu 50 ribu, di Ciliwung Tengah sebesar 40 ribu, Ciliwung Hilir sebesar 120 ribu, di Cisadane Hulu sebesar 18 ribu, Cisadane Tengah sebesar 60 ribu, dan Cisadane Hilir sebesar 90 ribu. Padahal, baku mutu yang diterapkan hanya 5.000. Artinya, bila berada di atas 5.000, air sungai tercemar parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun