Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hanya 3 Bank Digital yang Leading 10 Tahun Depan

14 September 2021   11:41 Diperbarui: 14 September 2021   11:55 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milenial harus cermat memilih bank digital. Foto: cnn.com

Bank Digital di era digital. Hari-hari ini, publik dikagetkan oleh prediksi Jahja Setiaatmadja, Direkur Utama PT BCA Tbk, tentang Bank Digital. Ia memprediksi, dalam 10 tahun ke depan, maksimal hanya akan ada tiga bank digital yang bakal memimpin sektor terkait. Apa argumen Jahja Setiaatmadja, yang melandasi prediksi tersebut?

BCA Pemain Baru Bank Digital

Dalam konteks bank digital, Bank Central Asia (BCA) sesungguhnya adalah pemain baru. Pendatang baru. BCA baru saja meluncurkan bank digitalnya, yang diberi nama Blu, pada Jumat, 2 Juli 2021. Blu tersebut merupakan bank digital, hasil akuisisi dari Bank Royal. Artinya, Blu sebagai bank digital, benar-benar pendatang baru.


Sebelum Blu memasuki pasar keuangan digital, sudah ada sejumlah bank digital, yang sudah beroperasi di Indonesia. Pertama, Jenius. Ini merupakan aplikasi perbankan digital, yang dirilis oleh PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) sejak tahun 2016 lalu. Aplikasi ini memudahkan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi perbankan maupun pembayaran saat belanja secara online.

Kedua, Wokee. Ini merupakan aplikasi perbankan digital yang dikembangkan oleh Bank Bukopin, sejak tahun 2018 lalu. Aplikasi Wokee saat ini telah mengakomodir pengguna untuk melakukan top up saldo lewat dompet digital seperti OVO, GoPay, dan LinkAja. Artinya, Wokee sebagai bank digital, telah memanjakan pengguna yang gemar menggunakan aplikasi digital dan cashless society.

Ketiga, Digibank. Ini merupakan produk bank digital yang dimiliki oleh Bank DBS. Aplikasi Digibank sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2018 lalu. Nasabah bank digital ini bisa melakukan pembayaran tagihan, seperti PAM, listrik, internet, asuransi, hingga kartu kredit melalui aplikasi ini, secara online. Bank digital ini juga memudahkan nasabah melakukan berbagai transaksi pembayaran saat belanja online di beberapa e-commerce rekanan.

Keempat, TMRW. Ini adalah aplikasi perbankan digital yang dirilis oleh Bank UOB sejak bulan Agustus tahun 2020 lalu. Bank digital ini memfasilitasi pengguna untuk membuat kartu kredit TMRW lewat aplikasi. Dengan demikian, TMRW sebagai bank digital, memiliki dua bentuk produk perbankan, yakni tabungan dan kartu kredit. Verifikasi identitas nasabah dilakukan melalui panggilan video dengan pihak TMRW secara langsung.

Kelima, Jago. Bank digital ini didirikan oleh PT Bank Jago Tbk pada pertengahan April tahun 2021 lalu. Calon nasabah wajib memiliki e-KTP. Ketika calon nasabah melakukan aktivasi melalui video call, nasabah diminta menunjukkan e-KTP asli, dan selanjutnya ikuti petunjuk dari kru Jago tersebut. Proses pendaftaran melalui aplikasi bank digital ini, hanya memakan waktu sekitar lima menit saja.

BCA, Bank Nomor Tiga Terbesar

Nah, setidaknya, ada lima bank digital yang sudah beroperasi di Indonesia. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada tujuh bank digital lain yang segera beroperasi. Mungkin, hingga 10 tahun ke depan, ada puluhan bank digital lain yang akan merangsek ke pasar keuangan di tanah air. Sekali lagi, apa landasan argumen Jahja Setiaatmadja, hingga ia memprediksi, dalam 10 tahun ke depan, maksimal hanya akan ada tiga bank digital yang bakal memimpin sektor terkait.

Mari kita susuri. Bank BCA merupakan ibu kandung Blu, sebagai bank digital. Pada bulan Agustus tahun 2021, Bank BCA tercatat sebagai bank dengan aset nomor tiga terbesar di Indonesia. Yang pertama Bank Mandiri dan yang kedua Bank Rakyat Indonesia. Bank BCA membukukan aset sebesar 1.129,5 triliun rupiah, hingga akhir Juni 2021.          

Selain itu, Bank BCA memiliki sejarah yang panjang dalam industri perbankan di Indonesia, yang dimulai dengan Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory, pada tahun 1955. Jahja Setiaatmadja menyebut, prediksi tiga besar bank digital tersebut, mengacu ke realitas perbankan nasional selama ini.

Jahja Setiaatmadja menjelaskan landasan prediksinya tersebut dalam webinar Banking Outlook 2021, pada Selasa, 7 September 2021 lalu. Katanya, pada tahun 1980-an, ada sekitar 200 bank di Indonesia. Namun, angka tersebut menyusut setengahnya, sedangkan yang memimpin saat ini tak lebih dari 20 bank saja. Artinya, dari sekitar 200 bank, menyusut menjadi sekitar 100 bank, dan yang leading ya hanya sekitar 20 bank.

Dalam konteks bank digital, Jahja Setiaatmadja menjelaskan, seleksi industri perbankan digital, juga berlangsung demikian. Ia menyebut contoh di China, Korea Selatan, dan Jepang. Di ketiga negeri tersebut, ada sejumlah bank digital. Realitasnya, yang leading di China ya bank digital WeChat, KakaoBank di Korea Selatan, dan Rakuten Bank di Jepang. Dengan kata lain, Jahja Setiaatmadja piawai di perbankan, juga paham banget ranah digital.

Menurut saya, selain pengalaman yang mumpuni tentang industri perbankan, ada faktor lain yang mendasari prediksi Jahja Setiaatmadja tersebut. Selaku Direkur Utama PT BCA Tbk, Jahja Setiaatmadja dan team secara intens mencermati serta secara intens pula berinteraksi dengan orang-orang muda yang bergerak di bidang digital, di bidang startup.

Pencermatan dan interaksi tersebut, mereka lakukan jauh sebelum peluncuran Blu sebagai bank digital, pada Jumat, 2 Juli 2021. Salah satu tempat yang kerap digunakan untuk mempertemukan para pelaku startup tersebut, adalah Kafe BCA di lantai 22 Menara BCA, Jalan MH. Thamrin Nomor 1, Jakarta Pusat.

Di Kafe BCA itulah Jahja Setiaatmadja dan team kerap berdiskusi dengan orang-orang muda yang menjadi pelaku startup. Bahkan, di tiap kali pertemuan, para blogger dan para vlogger yang bergiat di ranah digital, juga selalu dilibatkan. Diskusi tentang industri digital serta perilaku publik di ranah digital, sangat kental di Kafe BCA tersebut.

Bagi saya, yang kerap diundang ke Kafe BCA, difasilitasi oleh Kompasiana, tentulah kehadiran Blu sebagai bank digital, bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Ada serangkaian proses kreatif yang panjang dan intens, yang melandasi kelahiran Blu.

Jakarta 14 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun