Tak lama kemudian, pada pukul 15.50 WIB, kau mengirimkan foto lagi via WhatsApp. Difoto itu, kau berdiri bersama Nano Riantiarno, aktor, penulis, sutradara, dan pendiri Teater Koma. Difoto itu juga ada Ratna Riantiarno, istri Nano Riantiarno, yang juga menjadi kreator penggerak Teater Koma. Kau bertiga berfoto di depan karangan bunga duka cita dari Goenawan Mohamad tersebut.
Saya melihat foto itu tapi belum sempat merespon. Kemudian, pukul 16.53 WIB, kau menelepon saya via WhatsApp. Saya sedang di jalan, tak memungkinkan untuk menjawab telepon darimu. Esok harinya, pada Selasa (03/09/2019) pukul 11.38 WIB, Kompasianer Tamita Wibisono menelepon saya, mengabarkan bahwa kau telah berpulang. Kau telah pergi memenuhi panggilan-Nya.
Ya, Allah, pikiran dan perasaan saya penuh dengan rasa sesal. Saya sungguh merasa bersalah padamu. Rasa bersalah yang sudah tidak mungkin mampu saya tebus, dengan apa pun. Maafkan saya ya Thamrin Sonata. Ternyata, saya telah melukai perasaanmu, justru di hari terakhirmu. Ini sungguh hari yang sangat pedih.
isson khairul --dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 04 September 2019