Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Meraih HL Terbanyak, Dua Bulan Berturut-turut

8 Juli 2019   14:37 Diperbarui: 8 Juli 2019   16:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini di-capture dari laman Kompasiana saya bulan Juli 2015. Sekadar mengingatkan, istilah kreativitas atau creativity, dicetuskan oleh Alfred North Whitehead, seorang matematikawan sekaligus filsuf asal Inggris, yang pernah menggagas Teori Proses.

Sekadar nostalgia, untuk menyemangati diri sendiri. Maklum, sudah agak lama tak aktif posting di Kompasiana. Ternyata, saya pernah meraih HL Terbanyak di Kompasiana, dua bulan berturut-turut. Benarkah?

Kerap Ketemu, Sering Ngobrol 

Ya, benar. Memang demikianlah nyatanya. Itu terjadi bulan Juli 2015 dan Agustus 2015. Pada Juli 2015, saya memposting 13 tulisan di Kompasiana. Dan, 11 di antaranya, dapat label Headline (HL). Pada Agustus 2015, saya memposting 24 tulisan di Kompasiana. Dan, 14 di antaranya, dapat label HL.

Dalam konteks nostalgia, itu menjadi penyemangat bagi saya. Sukur-sukur bisa memotivasi diri sendiri, untuk kembali aktif memosting tulisan di Kompasiana. Terus-terang, pada masa itu, pekerjaan saya sebagai jurnalis, cukup padat. Pekerjaan saya sebagai researcher, juga padat.

Namun, semangat menulis dan memosting di Kompasiana, tak terbendung. Padahal, pada masa itu, tidak ada K-Reward. Tidak ada juga iming-iming hadiah. Lalu, apa? Suasana kreatif, salah satu pemicunya. Pada masa itu, saya dan beberapa Kompasianer, kerap meluangkan waktu untuk ketemu dan ngobrol. Sekadar ngopi.

Kami kerap memilih titik temu di Kantin Kompas Palmerah Barat, yang berjarak beberapa langkah dari kantor pusat Kompasiana. Kadang di kantin Bentara Budaya, Palmerah Selatan, yang persis berhadapan dengan kantor pusat Harian Kompas. Secara transportasi publik, ke kedua titik temu itu, relatif mudah.

Kami leluasa menjangkaunya, hanya cukup jalan kaki dari Stasiun Kereta Palmerah. Dan, TransJakarta pun mangkal dekat stasiun tersebut. Jika ada Kompasianer dari luar kota, yang kebetulan sedang berkunjung ke Jakarta, ya kami janjian di titik temu itu. Yang kami obrolin ya yang ringan-ringan saja. Maklum, kami punya aktivitas masing-masing, yang tiap hari sudah menyita pikiran.

Ini di-capture dari laman Kompasiana saya bulan Agustus 2015. Kita tahu, dibandingkan makhluk lain di muka bumi, manusia memiliki daya kreativitas terunik. Atas kemampuannya itu, manusia telah mampu menjamah hampir semua sudut planet ini.
Ini di-capture dari laman Kompasiana saya bulan Agustus 2015. Kita tahu, dibandingkan makhluk lain di muka bumi, manusia memiliki daya kreativitas terunik. Atas kemampuannya itu, manusia telah mampu menjamah hampir semua sudut planet ini.
Kreatif dalam Kebersamaan 

Dengan kata lain, pertemuan demi pertemuan tersebut, merupakan arena pelepas lelah, bagi kami. Rupanya, suasana yang demikian, cukup kondusif, untuk memicu kreativitas. Terkadang, ada yang melontarkan ide, lalu yang lain dengan serta-merta memberi masukan. Semua berlangsung alamiah. Karena kami beraktivitas di bidang yang berbeda-beda, tak ada yang mendominasi.

Suasana yang demikian, sungguh memicu kreativitas. Ide untuk menulis, tumbuh subur. Masing-masing kami leluasa mengembangkan ide, lalu mewujudkannya ke dalam tulisan, sesuai dengan perspektif tiap orang.  Saya kemudian ingat petikan di buku Ayu Utami, Underground. Buku itu diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), pada Oktober 2017. Petikan ringkasnya, begini:

Kita tidak bisa kreatif sendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun