Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketimpangan Si Kaya dan Si Miskin, dari Andrinof Chaniago hingga Faisal Basri

18 Agustus 2015   17:55 Diperbarui: 18 Agustus 2015   18:04 5037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lemahnya daya beli masyarakat, sudah berimbas pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Padahal, sektor UMKM adalah tempat bertumpu hidup 98 juta pekerja rakyat.

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/zona-waspada-kredit-bermasalah-umkm-pada-maret-4-3-persen-pada-april-4-4-persen_55a6d070b49373c61d8fa7f0

Petani jagung sudah meningkatkan produksi jagung nasional. Impor jagung sudah dihentikan. Industri pakan ternak sudah siap menyerap jagung nasional. Tapi, tata niaganya belum tertangani.

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/bulog-siap-impor-jagung-tapi-belum-siap-serap-jagung-dari-petani_55c5ce0a387b617707855ef0

-----------------------------

[1] Penduduk miskin sangat rentan terhadap gejolak ekonomi. Apalagi, mengingat sistem perlindungan sosial di Indonesia sangat buruk. Selengkapnya, silakan baca Kemiskinan dan Ketimpangan setelah 70 Tahun Merdeka, yang dilansir kompasiana.com, pada Senin l 17 Agustus 2015 l 19:44:53 WIB.

[2] Masih banyak daerah yang tingkat rasio Gini-nya lebih tinggi dari rata-rata nasional, yang berada pada kisaran 0,44 dan 0,45. Selengkapnya, silakan baca Kesenjangan Masyarakat Saat Ini Sama dengan Situasi sebelum Krisis 1997, yang dilansir kompas.com, pada Senin l 8 Desember 2014 | 10:10 WIB.

[3] Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015, target pertumbuhan ekonomi disepakati 5,7 persen. Pemerintah kembali merevisi target pertumbuhan ekonomi 2015. Revisi ini yang kedua, setelah Mei lalu, Kementerian Keuangan mengubah target pertumbuhan menjadi 5,4 persen. Pada 2 Juli, target direvisi lagi menjadi 5,2 persen. Selengkapnya, silakan baca Memaknai Revisi Pertumbuhan, yang dilansir print.kompas.com, pada Senin | 4 Juli 2015.

[4] Setiap tahun sekira 1,8 juta anak Indonesia putus sekolah. Penyebab utama adalah mahalnya biaya sekolah sehingga pendidikan terkesan hanya milik orang kaya. Amanat UUD 1945 belum sepenuhnya dilakukan pemerintah, meski sudah 70 tahun negara ini merdeka. Selengkapnya, silakan baca 1,8 Juta Anak Putus Sekolah Setiap Tahun, yang dilansir okezone.com, pada Sabtu l 2 Mei 2015 l 14:03 WIB.

[5] Untuk mewujudkan wajib belajar 12 tahun, di setiap kecamatan harus ada SMA/SMK pada tahun 2019. Namun, sampai saat ini, dari 6.994 jumlah total kecamatan di Indonesia, masih ada 900 kecamatan yang belum memiliki SMA/SMK. Selengkapnya, silakan baca 900 Kecamatan Belum Memiliki SMA/SMK, yang dilansir print.kompas.com, pada Rabu Siang | 12 Agustus 2015 l 16:11 WIB.

[6] Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, nilai total simpanan mencapai Rp 4.411,686 triliun, hingga akhir Juni 2015. Angka ini naik dari bulan sebelumnya, sebesar Rp 83,52 triliun. Selengkapnya, silakan baca Rakyat RI Simpan Uang Rp 4.411 Triliun di Bank, yang dilansir liputan6.com, pada Selada l 04 Agustus 2015 l 21:56 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun