DSM-5 menjelaskan bahwa Internet Gaming Addiction berkaitan dengan berbagai macam dampak negatif, antara lain merusak hubungan dalam kehidupan nyata, mengganggu aktivitas masa lalu, tidur, pekerjaan, pendidikan, sosialisasi, dan hubungan.Â
Obsesi terhadap permainan menimbulkan kemunduruan hubungan di dalam kehidupan nyata, kurang perhatian, agresif dan sikap bermusuhan, stres, disfungsional koping, prestasi akademik rendah, masalah dengan memori verbal, merasa tidak bahagia dan sendirian. Selain itu, dampak psikosomatis yang dapat terjadi antara lain masalah tidur dan beberapa masalah psikosomatis lainnya. (DSM-5 dalam Anggarani, 2015)
Ciri utama Internet Gaming Disorder adalah partisipasi menetap dan terus menerus dalam game komputer, terutama jenis permainan kelompok, untuk waktu yang sangat lama.Â
Permainan ini merupakan kompetisi di antara kelompok atau pemain-pemain (biasanya berasal dari beberapa wilayah, sehingga aktivitas yang terjadi didorong oleh ketidakbatasan waktu) yang menunjukkan adanya interaksi sosial selama permainan.Â
Faktor tim menjadi kunci di dalam permainan ini, sehingga ketika ditanya mengenai alasan menggunakan komputer, maka mereka akan menjawab untuk menghindari kebosanan dibandingkan berkomunikasi atau mencari informasi (DSM-5 dalam Anggarani, 2015).
DSM-5 (2013) dan beberapa penelitian menjelaskan simptom-simptom terjadinya internet gaming disorder, seperti keasyikan dengan permainan internet, tanda-tanda menarik diri ketika internet gaming dijauhkan darinya, toleransi, usaha gagal untuk mengontrol diri, kehilangan ketertarikan pada hobi, berlebihan dan berkelanjutan menggunakan internet gaming, dan memiliki hubungan tidak baik di dalam beberapa aspek pribadi seperti menyangkut pekerjaan (dalam Anggarani, 2015).Â
Freeman dalam Anggarani (2015) menjelaskan bahwa perlakuan yang paling tepat untuk mengatasi internet gaming disorder adalah dengan menggabungkan antara farmakologi dan psikoterapi.Â
Kecanduan bukan karena obat tetapi karena internet gaming, sehingga dopamine dan serotinin bisa diberikan. Sedangkan bentuk psikoterapi yang bisa diterapkan adalah melalui Cognitive Behavioral Therapy (CBT).
Internet Gaming Disorder merupakan gangguan kejiwaan terbaru yang masih memerlukan beberapa penelitian lebih lanjut karena banyak peneliti masih meragukan gangguan kejiwaan ini.Â
Kita juga tidak bisa mendiagnosa apakah kita memiliki Internet Gaming Disorder ini tanpa adanya uji tes yang dilakukan oleh psikolog atau psikiater. Penyalahgunaan diagnosa bisa berakibat pada labelling secara subjektif.Â
Namun, sangat baik untuk kita menghindar dari Internet Gaming Disorder dengan cara membatasi penggunaan internet untuk bermain game.Â