Mohon tunggu...
Israul Mubarak
Israul Mubarak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak BANGSA

tanpa pengetahuan, tindakan tidak berguna dan pegetahuan tanpa tindakan adalah sia-sia.( Abu Bakar )

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perjuangan Tukang Becak Menghadapi Dunia Online

14 April 2022   22:05 Diperbarui: 14 April 2022   22:08 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari kamis, bertepatan dengan 7 april 2022,  bersama teman saya, saya pergi ke suatu pasar besar didaerah kota malang. Kami pergi kesana untuk mempelajari arti kehidupan dari rakyat kecil. Awalnya, kami bingung kepada siapa kami akan melakukan wawancara. Namun, saya dan teman saya memutuskan untuk mewawancarai seorang tukang becak. Satu hal yang membuat saya salut terhadap bapak itu, ia tidak merasa takut akan rezeki yang akan diperolehnya. Ia tetap bertawakal, jika memang rezeki rersebut milik dia, pasti itu akan kembali padanya.

Ia merupakan sosok ayah yang memiliki dua anak. Anaknya sekarang berusia 26 tahun dan 17 tahun. Alhamdulillahnya, anak pertama bapak ini sudah memiliki pekerjaan.

Dulu, tepatnya pada tahun 1980 bapak ini merupakan seorang pendatang di Kota Malang. Dan pada saat itu, ia merupakan seorang penjual pangsit. Namun pada tahun 1985, ia berhenti menjadi penjual pangsit. Saya tidak tahu apa yang menyebabkan bapak ini berhenti dari pekerjaan lamanya tersebut. Ketika kami bertanya terkait pendapatan, bapak ini hanya bisa bertawakal. Ia menyatakan bahwa terkait pendapatan sangat tidak pasti. Tetapi beliau tetap tenang akan hal tersebut.

Sekarang, nasib tukang becak memang agak tersingkirkan dengan adanya ojek online. Memang itu merupakan suatu tuntutan zaman, dimana zaman sekarang memang serba online. Sehingga lebih banyak orang yang memilih menggunakan ojek online. Bahkan bukan hanya ojek, namun belanja pun juga sudah bisa dilakukan dengan cara online. Apalagi dari kalangan anak muda. Karena mereka lebih mengerti dengan dunia yang serba online ini. Namun, akibatnya menjadikan orang lebih malas.

Dalam belanja misalnya, dimana yang pada dasarnya jika seseorang hendak berbelanja, maka ia harus pergi dulu ke pasar atau mall untuk belanja. Sehingga ia bisa menghabiskan banyak waktu disana. Bahkan juga banyak orang yang sebelum pergi berbelanja, ia harus mendata dulu barang-barang apa yang akan dibelinya. Namun, dengan dunia digital, semua itu berubah drastis. Segalanya bisa dilakukan hanya dengan bermain handphone saja. Bisa dilakukan sambil tiduran, sambil jalan-jalan dan sebagainya. Hal ini sangat memudahkan banyak orang, sehingga bisa lebih menghemat waktu dan tenaga.

Namun, dengan adanya sesuatu yang bisa dilakukan dengan serba online ini, dapat menjadikan orang-orang tidak menghargai waktu lagi. Karena ia sudah terbiasa hidup santai, sehingga ia meremehkan segala perkara. Kemudian ia merasa malas untuk segala kegiatan yang bersifat langsung atau offline. Padahal kegiatan-kegiatan offline tersebut sudah sering dilakukannya sebelum zaman serba online ini. Ini juga merupakan pengaruh dari COVID-19 yang juga membiasakan masyarakat untuk tetap berdiam dirumah.

Pengaruh dari COVID-19 sebenarnya merupakan puncak dari merebaknya pengguna aplikasi-aplikasi belanja online menjadi merebak. Sehingga menjadikan orang-orang terbiasa dengan hal-hal yang berbau online. Bahkan juga dalam belajar. Apalagi dari kalangan mahasiswa, yang sebagian besar pembelajarannya dilakukan dengan online.

Nasib tukang becak keliling memang sangat terancam, karena sekarang hanya dari kalangan ibu-ibu saja yang menjadi target pelanggannya. Itu pun jika ibu-ibu tersebut tidak pandai mengendarai kendaraan. Hal ini juga salah satu penyebab yang menjadikan pelanggan tukang becak berkurang. Dengan hadirnya kendaraan matic, ibu-ibu lebih senang mengendarai kendaraannya sendiri.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pengguna becak keliling menurun, yaitu:

  • Sulit mendapatkan akses atau becak hanya berada di titik-titik tertentu saja

Hal ini merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh bagi turunnya peminat becak. Biasanya becak hanya berada di titik-titik tertentu saja. Sehingga sulit untuk mendapatkan akses bagi pelanggan. Hal ini mengharuskan pelanggan untuk pergi ke pusat pemangkalan becak. Sehingga pelanggan malas untuk pergi kesana, dan pada akhirnya menggunakan aplikasi ojek online yang bisa menjemput dimana pun kita berada.

  • Biaya becak lebih mahal dibanding ojek online

Merupakan suatu yang sangat disayangkan, harga menaiki becak lebih mahal dibanding ojek online. Padahal pada prinsipnya, konsumen pasti mencari yang lebih murah. Hal ini menjadikan konsumen lebih memilih ojek online, yang dengan segala penawaran-penawaran lebih murah dan juga dipenuhi oleh banyak diskon. Namun, bagi saya sangat wajar harga becak lebih mahal. Karena tidak ada manajemen yang mengcover tukang becak, sehingga ia mentarif harga sesukanya. Kemudian, juga harga yang mahal itu merupakan harga yang wajar dilakukan oleh tukang becak untuk menggantikan pelanggan yang sudah sepi. Sehingga walaupun hanya sedikit penumpang yang didapatkan tukang becak, tetapi penghasilannya masih lumayan.

  • Kebanyakan becak keliling dalam keadaan yang sangat kurang fasilitasnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun