Mohon tunggu...
Isnaisa Salma
Isnaisa Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - No one but You

and be patient over what befalls you. [31:17]

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Sabut Kelapa Atasi Tumpahan Minyak

6 Maret 2021   21:05 Diperbarui: 6 Maret 2021   22:17 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Authors : Anastia Fauzani C. & Rr Isnaisa Salma Nazlaliyah

Aktivitas yang dilakukan di laut lepas seperti pelayaran, pertambangan, dan lain sebagianya tidak akan lepas dari kemungkinan adanya tumpahan minyak seperti tabrakan yang dialami oleh kapal, kesalahan pengeboran minyak, dan aktivitas pembuangan limbah minyak ke laut lepas secara sengaja oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tumpahan minyak tersebut berpotensi merusak ekosistem perairan laut. Contohnya yang kerap terjadi di Indonesia pada tahun 2019 lalu, kilang minyak mentah Pertamina di lokasi pengeboran lepas laut milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) mengalami kebocoran. Dampak kebocoran tersebut meluas hingga ke Kepulauan Seribu (Arumingtyas & Syahni, 2019). Dari peristiwa tumpahan minyak di Karawang tersebut, ada tiga cara yang dilakukan. Pertama yaitu mengatasi dampak lingkungan dengan mencegah minyak terbawa ke pantai. Kedua, menutup sumur dengan relief well. Ketiga, dengan restructuring atau men-dismantle dari sumur yang ada (Nur Aminah & Nursyamsyi, 2019)

(Sumber : Mongabay.co.id)

Saat ini, Pemerintah maupun industri pertambangan minyak telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tumpahan minyak yang terjadi di Indonesia, hal ini juga telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut (Redaksi, 2020). Selain itu, di kancah internasional juga, telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, diantaranya dengan metode pembakaran, biodegradasi, penyerapan, dan menggunakan oil skimmer. Namun, metode penyerapan lebih banyak digunakan karena lebih murah, pengoperasian sederhana, dan lebih efektif (Yang dkk., 2017).

Pada tahun 2017, penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Chang’an University, Xi’an, China, membuktikan adanya sebuah strategi sederhana untuk penanggulangan tumpahan minyak, yaitu dengan pembuatan Magnetic Coco Peat Powder (MCPD) sebagai penyerap minyak. Bahan baku yang digunakannya yaitu cangkang keras (sabut) buah kelapa yang diolah dalam blender, dengan bahan-bahan baku kimia lainnya, beserta minyak biji kapas dan minyak mesin. Hasilnya adalah berupa sampel MCPD. Sampel MCPD ini mampu menyerap berbagai jenis sampel minyak. hingga 8,57 kali lebih banyak. Kemampuan penyerapan minyak dan sudut kontak air yang tidak menurun setelah 11 kali siklus, menunjukkan stabilitas yang superior sebagai hidrofobisitas. Disamping itu, penelitian ini tidak hanya menghasilkan produk penyerapan minyak yang efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan, tetapi juga membuka jalan baru untuk penerapan biomassa dalam hal penyerapan, pemisahan, dari bidang lingkungan lainnya (Yang et al., 2017).

Metode yang dilakukan para peneliti tersebut lebih condong pada penerapan secara kimia. Di Indonesia sendiri, penanganan masalah tumpahan minyak di laut seringkali dilakukan dengan metode fisika, yaitu dengan menggunakan peralatan mekanik seperti pelampung pembatas (oil booms) dan penggunaan perangkat pemompa (oil skimmers). Namun, metode tersebut memiliki sejumlah kelemahan, seperti hanya dapat dipakai di perairan yang tekanan airnya rendah serta cuaca yang tidak ekstrim. Metode lain seperti pembakaran di permukaan air laut (in situ burning) juga memiliki efek lain, yaitu pencemaran udara (Sulistyono, 2013). 

Oleh karena itu, penggunaan MCPD yang dilakukan oleh pada peneliti dari Chang’an University tersebut bisa dikaji lebih dalam oleh Industri Pertambangan beserta Pemerintah agar dapat digunakan di Indonesia untuk penanganan tumpahan minyak yang lebih efektif.

Di sisi yang mendukung pula, Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya, mampu mendukung penggunaan MCPD ini karena bahan bakunya yaitu dari buah kelapa yang dapat mudah ditemukan karena tentunya sangat melimpah di negara ini. 

Arumingtyas, L., & Syahni, D. (2019). Tragedi Tumpahan Minyak Pertamina di Karawang, Horor bagi Manusia dan Lingkungan. MONGABAY. https://www.mongabay.co.id/2019/07/30/tragedi-tumpahan-minyak-pertamina-di-karawang-horor-bagi-manusia-dan-lingkungan/

Nur Aminah, A., & Nursyamsyi, M. (2019). Ini Tiga Upaya Pemerintah Atasi Tumpahan Minyak di Karawang. REPUBLIKA. https://m.republika.co.id/berita/pvfpcu384/ini-tiga-upaya-pemerintah-atasi-tumpahan-minyak-di-karawang

Redaksi. (2020). Penanggulangan Tumpahan Minyak di Indonesia. DARILAUT.ID. https://m.republika.co.id/berita/pvfpcu384/ini-tiga-upaya-pemerintah-atasi-tumpahan-minyak-di-karawang

Sulistyono, S. (2013). Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut pada Kegiatan Industri Migas dan Metode Penanggulangannya. Majalah Ilmiah Pusdiklat Migas : Swara Patra, Vol. 3(1). 49-57

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun