Mohon tunggu...
Isna Oksa
Isna Oksa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Isna oksa rizqia a1b218034

Mahasiswi universitas jambi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Skripsi Harusnya Menjadi Pilihan bagi Mahasiswa Bukan Kewajiban

27 Maret 2021   15:55 Diperbarui: 27 Maret 2021   16:01 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dikutip dari laman Wikipedia, skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk penyebutan sebuah karya ilmiah yang berupa tulisan hasil penelitian oleh mahasiswa sarjana S1. Skripsi merupakan suatu tugas akhir dari mahasiswa yang ingin lulus dari universitas nya, skripsi ini bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah sesuai dengan bidang ilmu nya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana disetiap perguruan tinggi negri maupun swasta yang ada di Indonesia. Nah jadi disini skripsi ini adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh mahasiswa agar bisa lulus dari kampus tempatnya menimbah ilmu. Namun sering kali skripsi ini dipandang sebagai suatu hal yang sulit, menakutkan dan tak jarang menghambat lulus nya seorang mahasiswa dari kampusnya. Banyak yang beranggapan bahwa skripsi ini adalah suatu beban berat yang dipikul untuk segera lulus dari universitas. Menurut saya skripsi ini tidak lah harus menjadi suatu kewajiban bagi mahasiswa, melainkan menjadi sebuah pilihan saja.

Skripsi sering kali membuat mahasiswa kerepotan dan kesulitan dalam pengerjaanya, hingga tak jarang banyak dari mereka yang bahkan lulus dari universitas nya melebihi beberapa tahun yang harus nya mereka lewati dikampusnya. Bahkan skripsi ini kadang membuat mahasiswa dikeluarrkan dari kampusnya karna sudah terlalu lama belum juga menyelesaikan tugas akhirnya, bahkan mungkin juga ada beberapa orang yang malah memilih untuk berhenti kuliah saat sedang akan membuat skripsi ini. Skripsi dianggap suatu hal yang berat dan menakkutkan, hal yang menghambat dalam pembuatan skripsi ini tak hanya kadang datang memang dari tiap individu mahasiswa yang mungkin memang sedikit malas hingga tertinggal dan terlambat dalam pengerjaannya. Namun tak banyak juga yang membuat skripsi ini merupakan tugas yang berat dan menakutkan dikarenakan dosen pembimbing skripsi dari mahasiswa tersebut memang payah untuk ditemui, diajak berkomunikasi atau bahkan memang tidak memperduliakn atau tidak akrab dengan mahasiswa nya. Hingga mahasiswa tersebut sulit untuk mengerjakan skripsi nya dan menyelesaikan kuliah nya di suatu universitas.

Memang sudah menjadi rahasia umum jika banyak sekali orang-orang yang terbebani dengan adanya kewajiban untuk membuat skripsi ini sebagai persyaratan untuk lulus dari universitas dan mendapatkan gelar sarjana. Padahal saya rasa harus nya skripsi ini bisa dijadikan sebagai pilihan saja bagi mahasiswa yang memang ini melaksanakan dan membuat nya, terlepas dari skirpsi ini kan bisa saja jika membuat pembaruan dalam sistem akhir atau syarat akhir untuk lulus dari universitas ini dengan memberikan kebebasan pada mahasiswa ingin membuat skripsi, atau katya ilmiah ataupun projek lainnya yang mereka minati, agar tidak terlalu membebani mahasiswa yang ingin menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Seperti yang dikutip dari laman change.org seorang rektor termuda dari ITB, Risa santoso dia ingin menerapkan sistem baru dari sebuah kewajiban membuat skripsi sebagai tugas akhir para mahasiswa untuk dapat lulus dari kampusnya. Ia membuat wacana untuk menghapuskan skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar strata 1 (S1).

Niatnya ini adalah menerapkan sama hal nya dengan apa yang ia terima selama menjadi mahasiswa di luar negeri, Risa santoso mengenyam pendidikan di Harvard university, California. Dia melihat bahwa kalau diluar negeri skripsi itu sifatnya pilihan bukan kewajiban. Jadi ia berpendapat bahwa seharusnya semua universitas dapat memberikan opsi kepada mahasiswa yaitu mau mengerjakan skripsi atau mebuat projek akhir, jadi skripsi disni bukan lagi kewajiban utama mahasiswa. Kalau mahasiswa itu lebih memiliki minat dan bakat dalam membuat projek akhir di bidang atau program tertentu, ia bisa memfokuskan diri pada membuat sebuah projek akhir saja. Menurut saya usulan ini tidak ada salah nya jika diterapkan di seluruh universitas di Indonesia yang juga menyetujiunya karena hal ini dapat sanngat-sangat membantu mahasiswa agar tidak terlambat dalam penyelesaian masa perkuliahan nya di universitasnya hanya karena terkendala waktu dalam penyelesaian pembuatan skripsi ini.

Kesimpulan nya disni adalah menurut saya tidak ada salah nya jika memang semua universitas membuat skripsi ini menjadi salah satu opsi atau pilihan saja bukan suatu kewajiban bagi mahasiswa. Jadi dengan ini mereka tidak akan merasakan beban atau ketakutan lagi dengan tugas akhir berupa skripsi. Disni tentunya akan bisa membantu mereka agar bisa tepat waktu menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Dengan ada nya hal ini tentunya kita akan membuat suatu perubahan dalam pendidikan dang meningkatkan mutu pendidikan bangsa ini serta sumberdaya manusia nya. Jadi saya sangat setuju sekali jika skripsi menjadi pilihan bagi mahasiswa bukan suatu kewajiban. Sekian yang dapat saya tuliskan pada kesempatan kali ini jika ada kesalahan atau salah kata dalam tulisan saya ini, saya mohon maaf, terima kasih sudah menjadi pembaca artikel saya ini....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun