Mohon tunggu...
isnani rachmawati
isnani rachmawati Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru pembelajar

Seorang ibu rumah tangga yang juga seorang guru dan senang jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Penggerak sebagai Pemimpin Pembelajaran Masa Depan

24 September 2022   03:23 Diperbarui: 24 September 2022   04:59 3526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perasaan yang Mendalam

Saya adalah seorang perantau, atau dalam bahasa Gayo di sebut jema deret yang tentu belum mengetahui bagaimana nilai-nilai dalam masyarakat setempat secara tepat. Dalam satu sesi, ada saat para calon guru penggerak bersama rekan guru lainnya belajar kembali tentang kearifan lokal masyarakat Gayo. Dari situlah, saya punya kesempatan secara khusus untuk mempelajari kearifal lokal yang ada secara lebih mendalam.

Tentu, saya tertantang untuk mempelajari dan mendalami lagi hal itu, terutama berbagai peribahasa Gayo yang akhirnya saya buatkan dalam permainan tebak peribahasa saat sesi literasi pra-KBM. Ya, saya penasaran, gemes, sekaligus tertantang. Saat itu, 6 September 2022. Anak-anak yang mayoritas merupakan penduduk asli Gayo tidak paham akan peribahasa tersebut.

Pembelajaran yang Tersirat

Sebelum momen tersebut, saya berpikir anak-anak paham berbagai macam peribahasa dalam bahasa lokal tersebut. Saya terlalu yakin. Ternyata, kondisi yang ada terbalik. Anak-anak tidak paham sama sekali. Saya pun lupa pada sesi sebelumnya, saya mencoba memberikan peribahasa dalam bahasa Indonesia pun anak-anak hanya satu atau dua saja yang paham. Apakah saya terlalu tinggi harapannya? Sekarang ini saya berpikir bahwa saya harus melalukan mini riset tentang kondisi anak-anak. Saya harus lebih membumi ketika melakukan tugas, meluangkan waktu untuk melihat siswa, mungkin.  

Bisa jadi, selama proses pembelajaran guru memang terlalu melangit, terlalu tinggi, tidak membumi dan mendekatkan pada situasi nyata sang anak. Inilah yang kerap kali dilupakan. Meskipun siswa bukan tabula rasa yang kosong, tetapi mereka pasti memiliki potensi yang tersembunyi. Inilah peran kita sebagai guru.

Perencanaan dan Pelaksanaan ke Depan

Ya, perencanaan pembelajaran ke depan lah yang harus dipikirkan. Bagaimana upaya guru untuk melakukan perubahan pembelajaran yang berpihak pada murid, menghamba pada murid seperti pemikiran Ki Hajar Dewantoro? Untuk menjawab itu, akhirnya, saya berkonsultasi kepada kepala sekolah. Beliau membenarkan bahwa anak-anak tidak paham. Lalu, saya berinisiatif membuat hiasan dinding berupa peribahasa. Rencana ini pun saya sampaikan kepada kepala sekolah, dalam benak saya, kepala sekolah akan memberikan bantuan dana untuk membuat spanduk-spanduk. Tetapi saat saya sampaikan, beliau menyarankan untuk membuatnya dari kertas saja, yang sudah ada di TU, begitu katanya. Saya turuti sarannya. Saya berusaha membaca buku peribahasa Gayo karangan Buniyamin, penulis lokal, satu-satunya buku yang ada di sekolah. Saya pilih beberapa lalu diketik.

Hanya tulisan kecil dan sederhana tetapi memakan waktu lumayan lama dalam pengerjaannya. Saya bahkan membuat dari used-paper karena kekurangan kertas saat itu. Pun pengerjaannya sendiri, tidak ada guru yang membantu. Memang sih, saya tidak meminta bantuan.

Namun beberapa hari kemudian, saya lihat kepala sekolah membawa potongan triplek berukuran kecil-kecil lalu mengecatnya. Langsung saya tanyakan untuk apa dan ternyata untuk membuat tulisan-tulisan. Kepala sekolah itu meminta saya menuliskan kata-kata request agar bisa dituliskan dalam papan itu. Senang, tentu saja. Ternyata apa yang saya lakukan berhasil menggerakkan hati kepala sekolah, meskipun belum guru-guru lainnya secara total. Mengapa demikian? Memang tidak semua tulisan yang dibuat kepala sekolah menganung bahasa daerah, tetapi ada satu dua yang pure menggunakan bahasa daerah tanpa terjemahan. 

Dari kerja kepala sekolah yang ngecat papan itu, saya melihat ada beberapa guru membantu. Memang saya tidak tahu persis mereka membantu tanpa diminta atau sudah diminta kepala sekolah sebelumnya. Yang jelas, alhamdulillah, mulai ada gerakan kecil dari warga sekolah, meski melalui perantara kepala. Semoga ke depannya, semua guru akan tergerak untuk bergerak bersama. Suatu hari nanti, semoga terwujud kolaborasi nyata antarwarga sekolah secara menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun