Mohon tunggu...
Isnandar
Isnandar Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Masih belajar dan tetap belajar dalam melihat, mendengar kemudian merefleksikan rasa lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumpulan Pikir di Berandaku

7 Mei 2019   20:00 Diperbarui: 7 Mei 2019   20:08 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

KUMPULAN FIKIR DI BERANDAKU

Aku tulis puisi
Distatus dinding beranda media sosialku.
Dan kau jualah itu.
Dan beginilah aku.

Postingan anda berat sebelah
atau kurang seimbang... ?
Bukti...
Bahwa anda kurang adil...!
(23 April 2019 pukul 11.04)

Bangku kayu panjang
diwarung tegal.
Aku duduk merenung.
Aku pandangi Indonesia Raya
lewat layar sentuh ini.
Dan kesendirianku
tlah didekap malam.
Sementara jiwaku
menuntun jari tangan ini.
Membuat ritme
senandung gambang suling
mengetuk-ngetuk dimuka meja
(26 April 2019 pukul 19.46)

Bila harimau dan singa
tlah diberi makan kenyang.
Bila harimau dan singa
tlah diberi kesejahteraan,
kepastian hidup.
Maka keduanya melembut
Cengkramnya kenes
menggunting kuku-kukunya
dan pergi ke salon dihari sore.
(29 April 2016 pukul 17.20)

Bila politik identitas
mulai meraja
maka tunggulah
tsunami jiwa akan menerpa

Bila agama hanya menjadi
kuda2 tunggangan
sang calon raja menuju istana.
Maka tunggulah,
agama akan menagih
ongkos perjalanannya.
(09 April 2019 pukul 09.08)

Demikianlah aku
Didalam ruang berandaku,
Demikianlah kamu
Didalam ruang berandamu.

Stasiun Manggarai Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun