Mohon tunggu...
Pendidikan

Pentingkah Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan dalam Suatu Perusahaan?

9 April 2019   18:52 Diperbarui: 9 April 2019   18:58 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) telah menjadi isu penting, tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga dalam skala internasional. Setiap Perusahaan diwajibkan untuk menerapkan persyaratan K3. K3 tidak lagi hanya milik perusahaan di bidang minyak dan gas, pertambangan, proyek konstruksi dan manufaktur,tetapi sudah merambah ke semua jenis perusahaan. 

Pentingnya K3 merupakan hak yang paling dasar bagi pekerja karna keselamatan kerja tersebut merupakan Hak Asasi Pekerja. Menurut John Ridley (1983) ''Kesehatan dan Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik untuk pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut''.

Akhir-akhir ini sering terjadi kecelakaan saat melakukan suatu pekerjaan di segala bidang perusahaan. Kecelakaan tersebut disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karna kelelahan, mengantuk,kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar, mengoperasikan alat tanpa wewenang, menggunakan alat yang rusak, menggunakan alat dengan cara yang salah dan lain sebagainya. Karna hal itu, dalam pelaksanaan pekerjaan perlu adanya manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan.

Manajamen risiko merupakan serangkaian kegiatan yang salahsatunya menangani dan mengurangi  sebab dan akibat ketidakpaastian dari kejadian agar tidak menimbulkan kerusakan dan kerugian pada perusahaan tersebut. Manajemen bertanggungjawab untuk menetapkan dan menerapkan peraturan prosedur keselamatan kerja. 

Peraturan prosedur keselamatan kerja yang dibuat harus mudah dimengerti, di komunikasikan dan di sosialisasikan kepada pekerja. Tujuannya yaitu untuk mengendalikan bahaya yang ada di tempat kerja, melindungi pekerja dari kemungkinan terjadi kecelakaan dan untuk mengatur perilaku pekerja sehingga nantinya tercipta budaya keselamatan yang baik. 

Bentuk dari pengaturan prosedur  K3 di antaranya program komunikasi bahaya, alat pelindung diri(APD), Prosedur izin kerja khusus(work permit), prosedur praktek kerja aman, prosedur tanggap darurat, dll.

Berhentilah berpikir bahwa membangun budaya keselamatan kerja adalah tanggungjawab departemen K3. Budaya keselamatan akan menjadi lebih efektif apabila komitmen manajemen dilaksanakan secara nyata dan terdapat keterlibatan langsung dari pekerja dalam keselamatan kerja. Keterlibatan pekerja dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya ;

  • keaktifan pekerja dalam kegiatan K3
  • Memberi masukan mengenai adanya kondisi berbahaya di lingkungan kerja
  • menjalankan dan melaksanakan pekerjaan dengan cara yang aman
  • memberi masukan dalam penyusunan prosedur dan cara kerja aman
  • mengingatkan pekerja lain mengenai bahaya k3

Dengan melibatkan, memberdayakan dan mendorong pekerja dalam penerapan k3 ternyata dapat menimbulkan rasa tanggung jawab mereka untuk selalu mengutamakan k3 dalam pekerjaannya. Para pekerja akan merasa dihargai dengan keterlibatan mereka dalam membangun budaya keselamatan kerja di perusahaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun