Ngos-ngosan ikut program Samber THR Kompasiana? Benar banget. Untungnya, meskipun penuh drama yang menantang, saya menikmatinya dengan kegembiraan. Inilah lomba yang memacu adrenalin tapi dalam konteks kreatif dan tetap membuncahkan kebahagiaan. Betapa tidak menguji adrenalin, selama 31 hari kami Kompasianer ditantang untuk menulis secara ajek setiap hari tanpa absen sehari pun. Tantangan menjadi menarik karena tema telah ditentukan dengan hadiah yang enggak kaleng-kaleng. Logam mulia senilai 10 juta rupiah dan smartphone, siapa yang tak mau?Â
Yang bikin blog competition ini semakin unik adalah Mystery Challenge dan Mystery Topic yang hadir setiap pekan. Bukan hanya hadiah tersendiri yang nilainya sangat besar, tetapi karena tema atau jenis tugasnya baru dipublikasikan dua hari sebelum tenggat penayangan di Kompasiana. Dengan tugas harian yang sudah mampat, kehadiran tema dan tantangan misterius mau tak mau memacu adrenalin sebab kita kudu taktis mengatur strategi, terutama jika melibatkan platform lain seperti Instagram dan Twitter.
Menang banyak di Samber THR
Nah, tugas kami hari ini adalah memenuhi MYSTERY CHALLENGEÂ bagian keempat yang meminta kami para penyamber untuk mencuitkan suka duka mengikuti Samber THR Kompasiana 2021. Saya tentu menyambut tantangan ini dengan sangat antusias. Dengan menuntaskan tantangan ini, saya bukan hanya meramaikan lagi cuitan di akun Twitter, tetapi juga merampungkan satu artikel untuk bisa menambah poin di Kompasiana, hehe.
Saya lantas menulis sekian tweet atau cuitan untuk menggambarkan pengalaman unik selama ikut hajatan Samber THR Kompasiana. Untuk memudahkan pemahaman, rangkaian cuitan yang saya susun dalam utas atau thread itu saya bahas lagi di sini untuk lebih membuat hajatan ini kian gegap gempita. Bagaimana kesan dan pesan saya terhadap kompetisi blog yang seru ini?Â
Meskipun kenikmatan ngopi ga tersesap lagi selama bulan penuh berkah ini, tapi ada satu kegembiraan yg melampaui ekspektasi. Yaitu ikut blog competition Samber THR di @kompasiana yg ternyata ga mudah. Kupikir bakal lempeng aj nulis tiap hari, eh rupanya.... #SamberTHRKompasiana pic.twitter.com/F4mV1MQ0jF— Rudi G. Aswan (@belalangcerewet) May 8, 2021
1 | Ngos-ngosan (tapi senang)
Perasan jujur yang muncul adalah jumpalitan untuk bisa mengikuti ritme Samber THR Kompasiana agar semua tugas terpenuhi dengan tuntas. Selama ini tantangan One Day One Post (ODOP) yang saya ikuti berasal dari komunitas bloger yang maksimal menerapkan 14 hari secara berturut-turut. Itu pun sudah terasa berat dan penat, bahkan sesekali absen. Padahal tema sudah disiapkan jauh-jauh hari tanpa ada yang disembunyikan seperti Kompasiana.
Selain hadiah besar yang menjadi incaran, tema dan sistem rating artikel di Kompasiana mampu membangkitkan energi untuk tidak melewatkan satu tugas pun. Ada kehampaan jika kita tak sanggup merampungkan semua tantangan. Itulah sebabnya saya ngos-ngosan tapi senang. Â Â Â
2 | Jeli menulis
Ikut Samber THR Kompasiana mendorong saya untuk tertib menulis, mulai dari memilih angle, elaborasi tulisan, sampai membubuhkan label dan mematuhi jumlah kata maksimal dalam satu tulisan. Menyisikan foto dengan caption dan sumber yang jelas pun harus kita perhatikan kalau tak mau mendapatkan sanksi. Banyaknya Kompasianer yang turut serta menulis membuat saya belajar untuk bersaing dan mengasah ketajaman tulisan.
3 | Manajemen waktu
Yang tak kalah menantang dari Samber THR Kompasiana adalah keterampilan mengatur waktu. Memang seolah ringan, hanya menerbitkan satu tulisan setiap hari, tetapi butuh ketaktisan membagi waktu agar tidak bentrok dengan kegiatan lain. Jika punya pekerjaan tetap atau mungkin mengelola beberapa blog seperti saya, manajemen waktu harus ketat dan dipatuhi dengan disiplin.