Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar Bersama Kuncinya, Bukan Mengajari Belaka

2 Mei 2021   18:15 Diperbarui: 2 Mei 2021   18:27 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Libatkan anak dalam aktivitas nyata di masjid, bukan hanya mengajari mereka. (Foto: dok. pri)

Cara kedua yang saya lakukan untuk mengenalkan anak pada ibadah adalah lewat buku yang mereka sukai. Majalah juga bisa, asalkan sesuai dengan target usia. Buku-buku yang kami gunakan pun bukan melulu buku agama Islam, tetapi buku apa saja yang bermuatan ajaran islami. Berani mencoba hal baru yang positif, pantang menyerah, menolong teman, dan menyayangi binatang adalah ibadah yang tak boleh dipandang sebelah mata. Maka mengikuti petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton pun punya sumbangsih yang produktif.

Buku TTS bisa menjadi sumber berharga untuk mengenalkan anak pada materi agama. (Foto: dok. pri)
Buku TTS bisa menjadi sumber berharga untuk mengenalkan anak pada materi agama. (Foto: dok. pri)

Buku lain yang tak kalah mengasyikkan sebagai sarana belajar ibadah adalah TTS alias Teka-Teki Silang. Mungkin sepintas TTS tak terlihat mentereng, tapi ternyata banyak sekali manfaatnya sebagaimana kami rasakan sendiri pada anak-anak. Apa saja manfaat mengisi TTS bagi anak?

  1. Melancarkan bacaan; untuk bisa mengisi setiap kotak kosong, saya meminta anak-anak untuk membaca pertanyaan. Lama-lama aktivitas ini akan melancarkan kemampuan anak membaca tulisan.  
  2. Ide Cerita; TTS yang kami pilih bertemakan Islam, maka setiap menemukan nama tokoh, peristiwa, atau fenomena unik, hal itu saya jadikan sebagai titik tolak cerita. Ketika muncul pertanyaan tentang Isra' Mikraj, kami bisa berdiskusi tentang perintah shalat sambil mempraktikkan shalat secara riil. Atau misal tentang zakat, dan begitu seterusnya.
  3. Belajar taktik; TTS menuntut kita mengisi dengan cermat. Kita mesti waspada dengan kotak-kotak yang bersinggungan. Dibutuhkan taktik dan strategi untuk bisa menghasilkan jawaban yang tepat. Kotak-kotak harus dilihat dengan mata awas, tak bisa diisi sembarangan. Ibarat hidup, segala hal saling terkoneksi maka mengambil keputusan harus berhati-hati.
  4. Belajar bersabar; mengisi TTS harus dilakukan dengan kesabaran, tak mungkin diisi dengan gegabah sebab bisa memengaruhi kolom-kolom sebelahnya. Harus ada keyakinan penuh sampai kita bisa menuliskan jawaban yang pasti. Sesekali kita butuh jeda untuk mengisi pertanyaan lainnya. 
  5. Tambah pengetahuan; selain tambah kosakata, anak-anak juga bisa meraup cerita baru atau ilmu yang tidak didapatkan dengan cara bermain. Mengisi TTS adalah cara mudah untuk mendapatkan hal-hal baru secara menyenangkan, termasuk belajar seputar ibadah.

Bahkan membaca pun termasuk ibadah yang penting, bukan shalat saja. (Foto: dok. pri)
Bahkan membaca pun termasuk ibadah yang penting, bukan shalat saja. (Foto: dok. pri)

Itulah cara saya mengenalkan anak-anak agar akrab dengan ibadah. Jelas kami memandang ibadah bukan hanya shalat belaka, melainkan cakupannya luas dan nyaris tak terbatas. Segala hal positif yang kami kerjakan bisa bernilai ibadah, begitu pun sebaliknya yang negatif bisa mengundang dosa. 

Belajar bersama ternyata sangat seru untuk membuat anak memahami arti ibadah tanpa merasa diajar selalu. Bagaimana dengan sobat Kompasianer? Adakah cara lain yang lebih asyik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun