Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memotong Kurban di RPH, Hemat dan Mudah

7 Agustus 2020   08:53 Diperbarui: 7 Agustus 2020   09:05 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyembelih hewan kurban di RPH, lebih praktis dan dan mudah.

Hari Raya Iduladha atau kurban tahun ini memang berbeda. Adanya wabah corona yang berlangsung selama enam bulan dan belum menunjukkan tanda akan berhenti menyebabkan prosesi kurban harus diubah. Bukan hanya protokol kesehatan yang harus diterapkan selama menyiapkan daging, dampak pandemi yang juga terasa adalah berkurangnya jumlah hewan kurban di sejumlah daerah. Betapa tidak, ekonomi memang turut lesu yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun.

Kendati demikian, di banyak tempat gejala sebaliknya malah terlihat. Jumlah hewan kurban di sejumlah masjid justru meningkat tahun ini, dan itu tentu kabar menggembirakan. Tak terkecuali bagi NBC (Nasi Bungkus Community) sebuah komunitas berbagi yang ada di kota Lamongan. Meskipun nama komunitasnya menyiratkan nasi bungkus, nyatanya kegiatan mereka cukup beragam. Mulai dari santunan yatim dan janda setiap Ramadan dan lebaran, donasi air bersih saat kekeringan, hingga menyembelih hewan kurban.

Kerja sama dengan RPH

Tahun lalu NBC hanya memotong satu ekor sapi tetapi kini mereka mendapatkan amanah donatur berupa dua ekor sapi untuk dibagikan dagingnya. Yang menarik, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, NBC memercayakan penyembelihan binatang kurban di RPH (Rumah Potong Hewan) yang berlokasi di Jl. Pahlawan, tak jauh dari Pasar Induk Sidoharjo.

"Ini adalah tahun ketiga kami bekerja sama dengan RPH Lamongan," ujar Heny Puji selaku ketua NBC.

Dipilihnya RPH salah satunya karena pengerjaan bisa lebih cepat, apalagi tanggal 10 Dzulhijjah 1441 H lalu bertepatan dengan hari Jumat. Kecepatan dan kepraktisan penyembelihan di RPH bisa diandalkan. Pukul 7.30 dua ekor sapi pun mulai dipotong menurut syariat, diawali dengan pembacaan nama-nama orang yang berkurban, dilanjutkan doa dan diiringi takbir bersama.

Penggunaan besek bambu lebih ramah lingkungan dan aman bagi daging yang akan dikonsumsi.
Penggunaan besek bambu lebih ramah lingkungan dan aman bagi daging yang akan dikonsumsi.

Selepas pemotongan, tim RPH bertahap menyerahkan daging, tukang, dan jeroan kepada sukarelawan yang berjaga di lokasi. Kru NBC bergerak cepat untuk memotong daging menjadi lebih kecil, menimbang, sampai mengemasnya dalam ratusan besek bambu. Hingga tahun ketiga NBC terus berkomitmen menerapkan kurban yang eco-friendly dengan memanfaatkan besek bambu guna mengemas daging. Paket dibagikan begitu saja tanpa plastik kresek sebagai ikhtiar mengurangi sampah yang sulit diurai. Karena pemotongan hewan sempurna, maka daging tak lagi menetes, apalagi ditambah lapisan daun pisang di dasar besek.

Daging lebih higienis

Kehadiran dokter hewan dan asisten dapat memastikan kesehatan sapi yang akan disembelih sebagai kurban. Sapi ditangani dengan baik sejak semalam sebelumnya agar tidak stres atau tertekan. 

"Dulu pernah ada insiden cingur sapi berdarah karena dipaksa jalan," kenang Heny dalam bahasa Jawa membandingkan penyembelihan beberapa tahun silam.

Dilibatkannya RPH sebagai tempat menyembelih kurban juga membantu menyiapkan daging secara higienis karena hewan kurban dipastikan steril dari penyakit. Yang paling penting, pekerjaan berat seperti memisahkan daging dari tulang bisa dibereskan tim RPH sebab itu membutuhkan keterampilan khusus yang tak bisa ditangani oleh sukarelawan yang mungkin amatir dan membutuhkan waktu lama.

"Kami pernah pasrahkan ke orang lain. Tapi setelah sapi disembelih, kami masih harus cari tenaga tambahan untuk menguliti dan memisahkan daging. Lebih repot dan malah mahal jatuhnya," tutur Anang Purwo, pembina komunitas NBC yang sehari-hari bertugas sebagai KBO Satlantas Polres Lamongan.

Anang Purwo dan drh Rendra mendampingi prosesi kurban. 
Anang Purwo dan drh Rendra mendampingi prosesi kurban. 

Menyembelih hewan kurban di RPH memang terbukti lebih hemat waktu. Setelah sapi dipotong pukul 7.30, sebanyak 250 paket dalam besek selesai pada pukul 10.30 dan siap dibagikan. Praktis hanya dalam waktu tiga jam dua ekor sapi disembelih dan sukses dikemas. Sekitar jam 1 siang selepas Jumatan para pemegang kupon yang terdiri dari para pengayuh becak, janda miskin, pemulung, dan kaum duafa pun berdatangan ke markas NBC di Jl. Kusumabangsa 25A untuk menjemput jatah daging. Dengan protokol kesehatan standar, pembagian daging berjalan lancar dan tertib.


Terpaksa ditiadakan

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, acara makan bersama terpaksa ditiadakan. Setiap tahun NBC mengundang anak-anak yatim untuk menyantap sate dan gule di basecamp mereka. Selain itu biasanya hadir pula kaum duafa yang ingin menyantap menu serupa di halaman markas NBC. Namun akibat wabah yang melanda, maka panitia menyiapkan sup daging matang untuk dikirimkan ke sejumlah panti asuhan. 

Perwakilan panti asuhan menerima sup daging siap santap.
Perwakilan panti asuhan menerima sup daging siap santap.

Yang paling menggembirakan, tim RPH senang sebab langkah NBC menyembelihkan kurban di sana diikuti oleh komunitas lain. Ini menjadi inspirasi bermakna bagi kelompok sosial atau keagamaan lainnya. Masjid Al-Azhar Lamongan, misalnya, turut menitipkan 6 ekor sapi untuk disembelih di RPH. Sedangkan komunitas lain juga tampak menguliti hewan kurban di lokasi RPH.

Menyembelih hewan kurban di RPH bisa jadi jawaban bagi komunitas mana pun. Apalagi di tengah wabah saat ini, proses pengerjaan bisa lebih cepat dan dipastikan higienis dagingnya. Mudah dan relatif lebih hemat, baik irit biaya ataupun waktu. Tak kalah penting, memotong kurban di RPH merupakan kontribusi positif kita untuk menyumbang pada kas pendapatan daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun