Mohon tunggu...
Isnaeni Fadilah
Isnaeni Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pendidikan Seksual Pada Anak Usia Dini

3 September 2022   13:04 Diperbarui: 3 September 2022   13:30 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus pelecehan seksual terjadi pada anak-anak. Hal itu terjadi karena kurangnya edukasi seks pada anak sejak dini, yang menyebabkan mereka tidak memiliki dasar pengetahuan untuk menjaga dirinya dari perilaku atau perbuataan buruk orang lain. 

Bentuk penyimpangan perilaku yang berkaitan dengan seksualitas juga tentunya berkaitan erat dengan Pelanggaran Hak Asasi Manusia. HAM harus ditegakkkan!. Dalam hal ini sex education juga merupakan upaya untuk melindungi hak hak asasi manusia. 

Pendidikan Seksualitas  Pada Anak Usia Dini 

Anak usia dini sangat penting untuk memahami pengetahuan tentang seks sebagai dasar dalam pencegahan perilaku kekerasan dan pelecehaan seksual.Dalam hal ini, orang tua menjadi sosok pertama yang berperan memberikan pemahaman tentang seks, serta memberikan pengertian tentang cara pencegahan terhadap perilaku kekerasan seksual. Namun kini, banyak orang tua yang menganggap bahwa mendidik pengetahuan seks kepada anak adalah sesuatu yang tabu,dan tidak jarang pula orang tua yang melarang anak usia dini untuk  mengerti pengetahuan seksual, sehingga anak akan takut dan akan bungkam apabila mendapat perlakuan seksualitas yang tidak semestinya.

Pendidikan seksual dapat memberikan pemahaman kepada anak agar lebih sadar dan peduli dengan kesehatan seksual mereka. Dalam memberikan edukasi harus tetap memperhatikan tahapan perkembangan anak,sehingga anak akan menerima dengan baik dan mudah memahami sesuai dengan tahap usianya.  

Bagaimana tahapan pendidikan seksual sejak dini?  Yuk kita bahas.

Usia 1-2 tahun 

  • Mengenalkan nama bagian tubuh. Orang tua diharapkan mengenalkan bagian tubuh atau anatomi si anak dengan nama yang benar terutama pada bagian kelamin, seperti: "ini adalah penis/ini adalah vagina"
  • Hindari istilah lain yang tidak semestinya, seperti "burung". Tahap ini bertujuan agar anak nantinya memiliki keterbukaan kepada orang tua tentang segala hal yang terjadi pada tubuhnya terutama perubahan bentuk tubuh pada saat masa pubertas.
  • Mengenalkan perbedaan jenis kelamin 
  • Orang tua dapat mengenalkan perbedaan jenis kelamin serta mengenalkan perbedaan ciri tubuh laki laki dan perempuan seperti: ayah dan ibu.

Usia 2-5 tahun 

Mengajarkan bagian tubuh yang bersifat pribadi. Orang tua hendaknya memberikan edukasi mengenai: Tubuhku hanya milikku. Anak harus dapat membedakan bagian tubuh yang tidak boleh di sentuh dan dilihat oleh orang lain. Orang tua dapat membiasakan/melatih seorang anak untuk mandi serta membersihkan alat kelaminnya sendiri setelah BAB/BAK agar anak terbiasa mandiri dan membiasakan anak untuk tidak mengizinkan orang lain menyentuh alat kelaminnya. Orang tua juga dapat mengajarkan hal yang harus dilakukan anak ketika mendapat tindakan pelecehan seksual.

Usia 5-8 tahun 

  • Membedakan sentuhan. Orang tua diharapkaan memberikan pemahaman kepada anak untuk membedakan sentuhan biasa dan sentuhan yang berpotensi menyebabkaan kekerasan atau pelecehan seksual.
  • 4 bagian tubuh anak yang tidak boleh disentuh orang lain diantaranya: Bibir, bagian dada, kemaluan depan dan bagian panggul//pinggul.
  • Pelaporan dan pengungkapan pelaku, baik yang dikenal, maupun tidak dikenal, serta pertolongan.

Usia 8-12 tahun 

  • Mengajarkan masa pubertas. Anak harus dapat memahami perubahan tubuh yang terjadi pada masa pubertas dan konsekuensi yang akan terjadi. Contohnya: menstruasi atau tumbuhnya rambut pada alat kelamin.

Usia 12-18 tahun 

  • Mengajak anak untuk berdiskusi tentang seksualitas.
  • Orang tua memiliki peran yang sangat penting untuk tumbuh kembang serta kesehataan dan keselamatan seksualitas pada anak. Pada usia ini, anak sudah mampu untuk berdiskusi dan menerima pemahaman mengenai pendidikan seksualitas yang lebih meluas. Namun, orang tua juga harus memperhatikan bahasa yang digunakan agar anak mampu memahami dengan baik. Pada tahap ini, orang tua juga perlu memberikan penjelasan tentang siapa saja orang dewasa yang dapat ia percaya untuk bercerita mengenai seksualitas.

Sikap Yang Perlu Diperhatikan Orang Tua Saat Memberikan Edukasi Seks Pada Anak 

  • Gunakanlah Bahasa dan cara yang sederhana.
  • Hendaknya orang tua melepaskan presepsi bahwa seks adalah suatu hal yang mesum dan erotis ketika memberikan edukasi pada anak agar anak tidak menerima pesan dengan keliru.
  • Jangan menakut nakuti anak dan membuatnya cemas.
  • Ketika anak menanyakan hal yang sifatnya kursial, jawablah pertanyaaan yang tepat dan apa adanya, sesuai kapasitas anak dan dengan bahasa yang sederhana sesuai tahap usianya.
  • Ajari anak untuk membela diri saat orang asing menyentuh bagian tubuhnya. Seperti mengatakan "NO! / TIDAK BOLEH!"
  • Menepis tangan
  • Berteriak meminta pertolongan
  • Bersifat terbuka terhadap anak dan jadilah pendengar yang baik. Meningkatkan pengawasan terhadap anak, karena pelaku kekerasan dan pelecehan bisa dilakukan oleh orang terdekat sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun