Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Hampers Lebaran Ternyata Tradisi Kita

30 April 2022   21:59 Diperbarui: 30 April 2022   22:06 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Saya baru mengenal istilah hampers setelah kompasiana membuat topik pilihan dapat hampers lebaran. Saya pikir itu bukan hal yang sering kita lakukan dan juga kita dapatkan. Setelah beberapa kali mencari di google dan mendiskusikan dengan isteri, ternyata hal itu bukan sesuatu yang asing. Hanya bentuknya tidak seperti yang biasa saya bayangkan. Biasanya saya membayangkan parcel saja.

Di kebiasaan saya dan lingkungan saya sebetulnya hampers ini sering saya atau lingkungan saya lakukan (menurut apa yang saya tahu).  Saya dan isteri biasanya menyiapkan makanan atau minuman untuk dikirimkan kepada orang tua, keluarga dekat, teman  dan juga tetangga sebelum atau sesudah lebaran. Hanya saja secara verbal kami jarang mengucapkan selamat hari lebaran atau sebagainya. Hanya memberikan saja sebagai suatu perbuatan baik. Paling hanya saling meminta maaf dan ucapan selamat lebaran hanya diberikan di media sosial.

Sehari menjelang lebaran biasanya banyak saya saksikan berbondong-bondong orang hilir mudik membawa makanan masak untuk keluarga yang dianggap lebih tua. Biasanya dalam bentuk wadah rantang yang isinya bisa kue-kue atau masakan teman nasi. Kesininya ada juga yang membawa kue-kue kemasan, minuman dalam bentuk botol atau makanan kemasan. Ini mungkin budaya yang ada di daerah pinggiran seperti saya. 

Kegiatan saling memberi makanan atau benda-benda lainnya inilah yang saya pikir termasuk hampers. Dan mungkin yang kami lakukan tidak seperti di kota-kota yang memakai ucapan-ucapan.

Kemarin isteri saya mendapat hampers dari anak-anak muridnya. Sekeranjang buah-buahan dan ada ucapan selamat lebarannya. Sepertinya tidak semua guru mendapat hampers dari murid-muridnya. Termasuk saya juga tidak menerima hampers dari murid saya. Mungkin soal menerima atau tidak tergantung kedekatan guru dengan siswa atau orang tua siswa. 

Dengan bercanda isteri saya bilang akan memposting hampers yang ia dapatkan supaya orang tua lain juga tertarik memberi hampers juga. Karena memang ia terbiasa memposting pemberian orang lain, apalagi yang memberinya adalah orang yang aktif di facebook.  postingan itu dengan tujuan untuk mengungkapkan terima kasih kepada orang yang memberi. Dan itu bukan hanya dari murid-muridnya saja, tapi juga dari orang lain yang bukan warga sekolah. 

Dan betul saja ketika Isteri saya membuat postingan terima kasih atas kiriman hampers murid-muridnya, beberapa orang tua murid yang patungan membuat hampers dan aktif di facebook memberikan selamat lebaran. Menunjukan mereka senang dengan postingan isteri saya tersebut.

Ternyata ada salah seorang teman isteri yang menganjurkan agar isteri saya tidak memposting hampers dari murid-murid, dengan alasan menjaga perasaan dari guru yang lain. Padahal memposting pemberian itu tidak diniatkan untuk  menyakiti teman-teman isteri tersebut, dan ditujukan sebagai terima kasih kepada yang memberi.

Memberi hampers lebaran memang tidak bisa lepas dari dampak ikutannya. Memberi kepada satu orang, tentunya juga harus memikirkan orang lain disekitar orang yang kita beri. Karena memberi sesuatu sering diidentikan dengan rasa perhatian kita kepada seseorang. Yang diberi akan merasa diperhatikan, sedang yang tidak diberi merasa tidak diperhatikan.

Memberi hampers di saat ramadan adalah saat yang tepat berbagi, karena pada kebiasaannya waktu itu orang bermurah hati. Namun jangan berkecil hati bila tidak bisa memberi, apalagi kondisi ekonomi kita pribadi sedang tidak baik-baik saja. Memberi sesuai dengan kemampuan dan niatkan karena Allah semata. Bukan memaksakan diri karena gengsi atau hendak dipuji. 

Apalagi bila kita memberi dengan memanfaatkan produk-produk hampers di sekitar kita. Satu sisi kita memberi, sisi lain kita ikut mengembangkan UMKM di sekitar kita. Mudah-mudahan dengan cara itu kita bisa mempererat tali silaturahmi diantara kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun