Mohon tunggu...
Isna Dhella Yasya
Isna Dhella Yasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Saya merupakan seorang mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat dengan pengalaman pernah menjabat sebagai pimpinan redaksi dari organisasi jurnalistik di SMA. Saya tertarik pada hal-hal mengenai sosial, seni dan budaya, kesehatan, serta kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena FOMO, Perasaan Takut Ketinggalan Zaman

22 Mei 2023   16:45 Diperbarui: 22 Mei 2023   16:53 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan teknologi digital selalu menghadirkan inovasi-inovasi baru yang mengundang rasa penasaran para generasi milenial. Akhir-akhir ini kata FOMO sempat menjadi buah bibir di kalangan para pengguna twitter. Hal ini bermula dari konser BLACKPINK beberapa waktu lalu. 

Menariknya, banyak dari pengguna twitter yang menyebut bahwa penonton konser BLACKPINK pada saat itu hanya karena FOMO. Terlebih lagi, publik juga digemparkan akan adanya konser Coldplay yang akan di gelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada November mendatang. 

Banyak dari para penggemar Coldplay mengeluh kehabisan tiket dikarenakan banyak yang membeli tiket hanya karena FOMO. Kata ini pun sempat menempati trending twitter dan membuat banyak orang bertanya-tanya apa arti dari FOMO itu sendiri.

Secara umum, FOMO atau Fear of Missing Out merupakan rasa ketakutan akan ketertinggalan. Istilah ini pertama kali dikemukakan pada tahun 2013 oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama Dr. Andrew K. Przybylski. 

Kata ini kerap kali dikaitkan dengan kecanduan terhadap sosial media. Belakangan ini, tidak sedikit pengguna media sosial berusaha untuk menunjukkan bahwa kehidupannya sempurna, meskipun kenyataannya belum tentu. Hal ini menimbulkan perasaan membanding-bandingkan kehidupan yang dijalaninya dengan orang lain. 

Orang yang mengalami FOMO akan merasa tertinggal dan dapat menimbulkan kecemasan berlebih akan kehidupannya. Perilaku FOMO juga dapat membuat seseorang merasa tidak berdaya dan senantiasa resah apabila tidak terhubung dengan sosial media biarpun sebentar saja. Seseorang dengan FOMO akan selalu merasa takut dicap tidak gaul, tidak mengikuti tren, atau tidak kekinian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2020), terdapat hubungan positif yang signifikan antara FOMO dengan kecanduan media sosial. Artinya, semakin kuat tingkat FOMO yang dialami maka semakin tinggi kecenderungan mengalami kecanduan media sosial. 

Saat mengalami ketergantungan pada media sosial, seseorang dengan gangguan FOMO dapat merasa lebih buruk terhadap diri sendiri dan hidupnya. Maka dari itu, penting untuk mengetahui beberapa cara mengatasi perasaan FOMO yang dapat menimbulkan dampak lebih buruk. Dikutip dari Alodokter, berikut cara mengatasi FOMO;

  • Use your gadget wisely!

Batasi gadget dengan menentukan batas waktu penggunaan. Gunakan media sosial untuk melihat hal-hal positif. Manfaatkan waktu luang dengan olahraga, bermain, maupun hang out bersama teman-temanmu.

  • Mencoba lebih fokus pada dunia nyata daripada dunia maya

Habiskan waktu dengan hal-hal yang lebih positif. Misalnya quality time dengan sahabat, keluarga, maupun pasangan, sehingga bisa lebih banyak berinteraksi secara nyata.

  • Berusaha untuk menghargai diri sendiri

Ketika kita fokus dengan kekurangan kita, maka akan sangat mudah menjadi iri kepada orang lain. Hargai dan cintai diri sendiri dengan segala kekurangan maupun kelebihan yang kita miliki.

Referensi

Alodokter (Website). Mengenal FOMO dan Dampak Negatifnya. (2021). https://www.alodokter.com/mengenal-fomo-dan-dampak-negatifnya, diakses pada 21 Mei 2023, pukul 16.17 WIB.

Pratiwi, A., Fazriani, A., & Tangera, D. S. Y. (2020). Hubungan antara fear of missing out (FoMO) dengan kecanduan media sosial pada remaja pengguna media sosial. Jurnal Kesehatan, 9(1), 1-13.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun