Mohon tunggu...
Ismu kawirian
Ismu kawirian Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Lombok tengah

Kancil terhormat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Secangkir Rindu

13 November 2019   22:45 Diperbarui: 13 November 2019   22:48 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Aku masih saja duduk termenung di kedai tua sebrang jalan.

Di temani dengan Kopi Hitam pertama ku malam ini.

Terasa hambar,bagaikan dua insan yang saling bertemu namun tak menyatu.

Membuat rindu yang tak pernah tergenapi terpaksa mengadu pada sunyinya malam.

Hati ini mulai meronta-ronta tak terkendali.

Seolah-olah memaksaku kembali mengingat senyummu yang mampu alihkan duniaku.

Dan seolah-olah memaksaku kembali mengingat parasmu yang mampu menundukkan pandanganku.

Sungguh aku sebenarnya tak pandai merangkai kata apalagi menggoreskan luka.

Dan bagaimana bisa aku menggoreskan luka.?

Sedangkan dirimu masih saja sebagai tema utama seorang wanita yang ku puja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun