Mohon tunggu...
Ismi Rahmawati
Ismi Rahmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Semangat

Menulis itu hal yg menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai "Pahlawan" dalam Kehidupan Berbangsa

25 November 2020   09:08 Diperbarui: 25 November 2020   09:22 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memaknai 'Pahlawan' dalam Kehidupan Berbangsa
Ismi Rahmawati
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Semester V

Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020, Presiden Jokowi memberi gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara yaitu, Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara, Machmud Singgirei Rumagesan- Raja Sekar dari Provinsi Papua Barat, Jenderal Polisi (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo dari Provinsi DKI Jakarta, Arnold Mononutu dari Provinsi Sulawesi Utara, MR SM Amin Nasution dari Provinsi Sumatera Utara dan Raden Mattaher bin Pangeran Kusen bin Adi dari Provinsi Jambi.(Tirto.id)

Dari nama-nama yang mendapat gelar pahlawan tersebut, memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sultan Baabullah merupakan tokoh pejuang Maluku yang berhasil mengusir penjajah Portugis di Ternate. Soekanto Thokrodiatmojdo merupakan kepala kepolisian NKRI pertama, menjabat dari 29 november 1945 hingga 14 desember 1959. 

Alnord Mononutu yang pernah menjabat sebagai menteri penerangan, anggota majelis konstituante, dan rector Universitas Hasanuddin, selain itu beliau adalah Duta Besar Indonesia pertama untuk Tiongkok. MR SM Amin Nasution berprofesi sebagai seorang pengacara dan politicus Aceh-Mandailing, beliau juga menjabat sebagai Gubernur Riau pertama.

Dengan demikian, kita bisa tau bahwa pahlawan bukan hanya sekedar tentang penjajahan saja, karena pahlawan adalah orang yang paling berjasa bagi orang lain. mereka orang-orang berani dan tidak pernah berharap imbalan dan sanjungan dari orang lain. mereka hanya berharap bisa membantu orang lain dan membuat kehidupan menjadi lebih baik.

Sebagai generasi muda bisa menjadi pahlawan bagi orang lain maupun bangsa kita, tidak dengan harus berperang atau  melawan  para musuh, tapi dengan prestasi dan skill yang kita miliki. Banyak olimpiade didunia akademi maupun non akademi yang bisa kita timbrung.

 Dengan mengikuti olimpiade ditingkat kabupaten hingga international, kita bisa juga berkarya dan bereksperimen dalam berbagai bidang sesuai dengan skill yang kita miliki. Kita tunjukkan pada duia bahwa Negara Indonesia memiliki bibit-bibit unggul yang bisa mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.

Banyak wadah yang bisa digunakan untuk mengembangkan skill sesuai bidang masing-masing, seperti adanya ekstrakulikuler di sekolah menengah dan ada banyak organisasi di universitas. Kita bisa gunakan wadah-wadah itu untuk membentuk serta mengembangkan soft skill maupun hard skill kita para generasi muda. 

Kita juga tidak boleh kalah dengan Negara lain yang mana system pendidikan adalah yang paling utama, tinggi rendahnya pendidikan atau sebuah almamater dijadikan tolak ukur pertama untuk mereka yang ingin berkarya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun