Mohon tunggu...
Alfathan Rahman
Alfathan Rahman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, kompasiana kontributor

Full time Blogger Ismimalfathan www.ismimalfathan.wordpress.com, dan www.alfa27.com "Membangun bangsa dengan tulisan"

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bahaya Deforestasi dan Perubahan Iklim: Hutan Hujan Amazon Terancam Berubah Menjadi Sabana

15 Oktober 2020   19:14 Diperbarui: 15 Oktober 2020   19:18 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Hutan Amazon, Sumber: National Geographic

Manusia adalah pihak yang sangat bertanggung jawab akan persoalan fundamental di muka bumi ini. Termasuk masalah krisis lingkungan, yang menjadi sebuah fakta nyata dan merefleksikan ketamakan serta keserakahan demi keuntungan semata. Saya akan mengajak kalian semua untuk melihat apa yang terjadi dengan Hutan Amazon. 

Ilmuwan dari Stockhlom, Swedia telah mewanti-wanti dan memperingatkan kepada semua pihak, sebagai hutan hujan tropis terbesar di dunia Amazon kini tengah menemui titik krisis. Kurang lebih 40 persen lahan hutan hujan di sana beresiko berubah menjadi Sabana (sebuah padang rumput luas nan gersang dengan semak belukar di sekitarnya). 

Secara esensi, status Hutan Amazon telah berubah. Otomatis hutan tropis terbesar ini tidak bisa lagi menjalankan fungsi utamanya secara optimal. Memang apa fungsi Hutan Amazon? Tentu saja sebagai salah satu penyuplai oksigen dan penyeimbang ekosistem di bumi.

Pembabatan lahan dengan cara dibakar telah merusak flora yang berada di Amazon. Akan tetapi restrukturisasi kembali hutan menjadi perhatian tersendiri dikarenakan semakin berkurangnya curah hujan akibat perubahan iklim dunia. Hujan, sebagai salah satu pemicu utama pertumbuhan pepohonan dan berbagai jenis flora, kini telah berkurang secara signifikan...

Alhasil, layaknya Sabana di Wilayah Afrika, Amazon terancam bertransformasi menjadi demikian. 

Peranan penting Hutan Tropis bagi bumi...

Selain fitoplankton, tumbuhan juga dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Dan hampir sepertiga fotosintesis dunia terjadi di wilayah hutan tropis. Tidak hanya itu, pepohonan dan tumbuhan juga memiliki pernanan penting dalam menyerap zat karbon. Sehingga hutan tropis juga berfungsi dalam pencegahan alami dalam mengurangi polusi juga pemanasan global di muka bumi.

Deforestasi hanya akan membuat peningkatan emisi karbon menjadi layaknya sebuah target yang pasti tercapai. Konsekuensinya adalah pemanasan global dan permasalahan iklim dunia tidak akan menemui kata selesai. 

Apa yang terjadi pada Hutan Amazon adalah akibat dari realisasi janji Presiden terpilih Brazil, Jair Bolsonaro yang akan mengurangi perlindungan terhadap alam dan meningkatkan sektor pertanian di Hutan Amazon.

Eksploitasi ini tentu mengundang hadirnya resiko yang sama sekali tak bisa dihindari oleh seluruh penduduk bumi tanpa terkecuali. Meski oksigen tak berkurang, tetapi deforestasi dan alih fungsi lahan akan sangat-sangat berbahaya bagi keseimbangan ekosistem. 

Apa kabar Hutan Tropis di Indonesia??

Berbicara tentang Amazon, tentu tak lengkap rasanya jika kita tidak menjenguk hutan tropis di Indonesia yang terdapat di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Kabarnya pun tak berbeda jauh, deforestasi menjadi permasalahan yang nyata. Meski pandemi menyerang, masalah deforestasi pun masih lantang.  

Hingga tahun 2019, setidaknya 1,9 juta hektare hutan di Riau telah hilang. Kemudian Kalimantan Tengah, Barat, dan Timur secara berturut-turut telah kehilangan hutannya seluas 1,54 juta; 1,21 juta; dan 1,12 juta hektare. Faktor utama dari deforestasi tersebut tentu saja pembukaan lahan yang sagat masif demi tujuan-tujuan tertentu. 

Sudah seharusnya kita semua untuk menyadari, bahwasannya masalah ini sudah menghantui di depan mata kepala....

Apa yag terjadi di Amazon dan Indonesia adalah sebuah refleksi dari terkikisnya rasa kepedulian manusia akan kondisi lingkungan serta kelangsungak kehidupan di alam sekitarnya. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin kerusakan alam yang lebih besar akan terjadi. Di sisi lain, mungkin kalian berpikir bahwa sebagai penulis saya terlalu menyalahkan manusia sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam permasalahan ini....

Tapi ya itulah yang sebenarnya terjadi. Selain bencana alam, kerusakan di bumi adalah akibat ulah tangan kita semua. Dengan kekuasaannya dalam segala aspek, manusia bisa melakukan banyak hal berasaskan kepentingan bisnis dan keuntungan belaka. Dan eksploitasi alam kini menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan....

Saya hanya ingin mengajak untuk mengubah mindset kita semua bahwasannya eksploitasi alam adalah perbuatan abnormal dan sangat tabu. 

Pertanyaannya jika kita tak mau berinsiatif untuk berubah, mau sampai kapan kerusakan ini akan terus terjadi???

Sumber: 

mongabay

national geographic

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun