Sebagai ajang balap mobil paling bergengsi di dunia, membuat FIA jumawa untuk mematok harga hak siar yang sangat tinggi. Diketahui salah satu televisi dari Italia Sky Sports saja rela menggelontorkan uang sebanyak 30 juta pound demi hak siar ajang balap ini. Tentunya dengan harga yang sangat tinggi, menjadi pertimbangan yang cukup memberatkan bagi televisi Indonesia.Â
Rating yang rendah
Dengan biaya hak siar yang tinggi, tidak sebanding dengan rating yang tidak menjanjikan. Berdasarkan catatan sepanjang tahun 2019 lalu, penonton televisi ajang balap F1 dari seluruh dunia selama satu musim hanya mencapai 471 juta pasang mata saja.Â
Sangat jauh jika dibandingkan pada tahun 2008 lalu yang mencapai 600 juta pasang mata. Selain biaya hak siar yang tinggi, penurunan  jumlah penonton yang signifikan membuat pelaku industri televisi Indonesia enggan menyiarkannya.Â
Dominasi satu tim
Saya memiliki pendapat bahwasannya dominasi Mercedes sudah sangat keterlaluan. Di satu sisi itu adalah prestasi yang tak terbantahkan, akan tetapi di sisi lain hal tersebut sedikit menggeser makna dari sebuah kompetisi.Â
Saya pribadi cukup jengah dengan dominasi tim pabrikan asal Jerman ini karena dominasinya seakan abadi. Pengembangan mereka seperti satu tahun lebih unggul dari tim maupun pabrikan lain. Entah mungkin karena teknologi serta pendanaan yang lebih unggul atau faktor lainnya.Â
Selamat untuk fans tim Mercedes karena kalian bisa terus tidur nyenyak di hampir setiap akhir pekan. Tapi saya hanya ingin mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah salah satu faktor yang membuat balapan F1 sedikit tersisihkan.
Dominasi satu tim dan pembalap membuat suguhan-suguhan menarik dalam persaingan pun menjadi minim. Â Itulah yang membuat F1 kehilangan tempat di hati masyarakat Indonesia dan juga sebagian masyarakat dunia.Â
Coba komparasikan dengan MotoGP. Balapan ini memiliki stigma yang positif di negara kita. Ditambah lagi bumbu-bumbu persaingan yang jauh lebih menarik untuk memancing spekulasi dan perdebatan.
Dalam konteks ini MotoGP berhasil berbicara dalam segi entertain, aspek lain yang bisa dikatakan tabu akan tetapi sangat penting dari hanya sekedar deru mesin belaka.Â