Mohon tunggu...
Ismi Afifah
Ismi Afifah Mohon Tunggu... Konsultan - S1 PWK UNIVERSITAS JEMBER

Hi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dijajah Bangsa Sendiri

23 Oktober 2019   00:15 Diperbarui: 23 Oktober 2019   01:06 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Potret kemiskinan di Indonesia sudah bukan menjadi rahasia lagi. Setiap sudut jalanan rawan akan adanya gelandangan. Angka kemiskinan terakhir menunjukkan jumlah orang miskin di negeri ini mencapai 30 juta jiwa (BPS 2011). Jika ditambah dengan kelompok yang hampir miskin, jumlahnya mencapai 50 juta jiwa lebih.

Mengapa hal ini umum terjadi di Indonesia? Apa yang mempengaruhi membludaknya rakyat miskin di Indonesia? Padahal Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman. Bahkan hal tersebut sudah diakui oleh negara-negara lain. Tapi mengapa kemiskinan masih saja menjadi masalah yang tak kunjung henti. Hal tersebut bisa saja terjadi karena faktor kesalahan dalam pengurusan dan pengelolaan sumber daya alam yang melimpah di negeri ini sehingga masyarakat banyak yang tidak bisa menikmati kesejahteraan.

Praktek korupsi di Indonesia sudah bagaikan tradisi yang mendarah daging. Padahal pemerintah sedang gencarnya melakukan program pembangunan yang menerapkan strategi "tiga jalur" (triple track strategy) yaitu pro-kaum miskin (pro-poor), pro-pertumbuhan (pro-growth), dan pro lapangan kerja (pro-job).  Di satu sisi pemerintah bersama dengan lembaga-lembaga sosial sedang berusaha melakukan pengentasan kemiskinan, tapi di sisi lain banyak oknum yang melakukan pemiskinan melalui korupsi.

Dampak korupsi memang tidak bisa dirasakan secara langsung dan berjangka panjang. Namun dampak tersebut bersifat masal kepada seluruh masyarakat dan bukan secara individu. Ada distribusi kekayaan yang terputus, terkurangi, ataupun tidak seimbang dalam perputaran ekonomi. Ada hak kaum duafa yang terkorupsi sehingga tidak sampai pada mereka hak-hak tersebut. Disinilah korupsi itu menjadi benalu yang melahirkan kemiskinan.

Korupsi juga memberikan dampak yang sangat buruk  bagi perekonomian masyarakat sehingga lagi lagi dapat menyebabkan kemiskinan. Adapun beberapa dampak negatif korupsi bagi perekonomian :

  • Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
  • Praktek korupsi bisa memyebabkan biaya ekonomi meningkat dan bisa membebankan pelaku ekonomi. Kondisi ekonomi yang seperti ini bisa berimbas pada naiknya harga barang dan jasa serta pelayanan  publik, karen harga yang ditetapkan harus dapat menutupi kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang dilakukan karena penyelewengan yang mengarah ke tindakan korupsi.
  • Meningkatnya angka kriminalitas
  • Korupsi dan kualitas serta kuantitas kejahatan sangat berkaitan. Ketika korupsi meningkat maka kekayaan yang seharusnya diberikan untuk masyarakat malah tidak bisa tersmpaikan secara maksimal. Hal ini menyebabkan pendapatan masyarakat menurun dan dapat memicu terjadinya kriminalitas.
  • Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin
  • Rakyat miskin lebih mendahulukan mendapatkan bahan pokok untuk hidup daripada untuk sekolah yang semakin menyudutkan karena mengalami kebodohan. Jasa pendidikan, kesehatan, rumah layak huni, informasi, hukum, dan sebagainya sulit untuk diakses oleh rakyat miskin. Akses  untuk mendapatkan pekerjaan yang layak menjadi sangat terbatas yang pada akhirnya rakyat miskin tidak mempunyai pekerjaan dan selalu dalam kondisi yang miskin seumur hidup serta dapat menciptakan lingkaran kemiskinan.
  • Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
  • Karena korupsi, permasalahan kemiskinan itu sendiri akhirnya akan membuat masyarakat sulit mendapatkan akses ke lapangan kerja yang disebabkan latar belaang pendidikan, sedangkan untuk membuat pekerjaan sendiri banyak terkendala oleh kemampuan, masalah teknis dan pendanaan.
  • Solidaritas sosial semakin langka
  • Masyarakat merasa tidak mempunyai pegangan yang jelas untuk menjalankan kehidupannya sehari --hari. Ketidakjelasan masa depan serta himpitan hidup yang semakin kuat membuat sifat kebersamaan dan kegotong-royongan yang selama ini dilakukan semakin langka.
  • Demoralisasi
  • Masyarakat menjadi semakin individualistis atau mementingkan dirinya sendiri dan keluarganya saja. Mengapa masyarakat melakukan hal ini dapat dimengerti, karena memang sudah tidak ada lagi kepercayaan kepada pemerintah, sistem, hukum bahkan antar masyarakat sendiri.

Tindakan korupsi merupakan tindakan yang sangat merugikan negara. Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan, serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Bahkan korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara. Korupsi juga menyebabkan distribusi yang tidak adil dari sumber daya maupun berbagai jenis pelayanan. Bagi masyarakat kelas bawah, korupsi menyebabkan mereka harus membayar proporsi yang lebih besar dari penghasilan mereka untuk menyuap, ketimbang proporsi yang dikeluarkan oleh masyarakat kelas atas.

Tidak hanya itu dengan maraknya kasus korupsi yang ada di Indonesia juga bisa menghambat pertumbuhan infrastruktur yang ada di Indonesia sehingga fasilitas untuk masyarakat tidak dapat dipenuhi secara maksimal.

Tanpa disadari, perilaku koruptif telah menyuburkan kemiskinan dalam waktu panjang. Praktek korupsi menunjukkan sikap ketidakpedulian kepada nasib jutaan warga Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Masyarakat miskin begitu sulit untuk mendapatkan uang satu rupiah pun dalam sehari untuk hidup, sementara sekelompok yang lain dengan angkuh begitu mudah mendapatkan miliaran rupiah melalui jalan yang haram. Betapa pun hebatnya pertumbuhan ekonomi negara, tidak akan berdampak kepada perbaikan nasib bangsa ketika korupsi masih menjadi benalu yang menghinggapi pohon pembangunan sehingga nutrisi kesejahteraan yang seharusnya dirasakan masyarakat miskin tidak tersampaikan.

Sebenarnya pemerintah sudah melakukan banyak upaya untruk memberantas korupsi yang ada di Indonesia melalui KPK. Namun tetap saja KPK sering kali kecolongan sehingga pelaku korupsi bisa tetap melakukan kejahatannya secara bebas. Selain itu para penegak hukum sering kali tidak tegas dalam menghukum para pelaku korupsi. Hukuman yang diberikan  oleh penegak hukum sering kali terlalu ringan dan tidak memberikan efek jera bagi para pelaku korupsi. Oleh karena itu para penegak hukum seharusnya lebih tegas dalam memberikan sanksi agar para pelaku korupsi jera dan enggan memakan uang rakyat. Pemerintah juga harus lebih cepat dalam melakukan program pengentasan para masyarakat miskin agar Indonesia dapat menjadi negara yang maju bebas rakyat miskin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun