Mohon tunggu...
Ismawati
Ismawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Masyarakat/Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah seorang mahasiswi yang sedang menekuni dunia menulis. Tulisan saya ini berfikus pada bidang pendidikan masyarakat yakni sesuai dengan program studi yang saat ini sedang saya tempuh guna memperkenalkan pendidikan masyarakat ke seluruh khalayak warga net yang membaca tulisan saya ini. Sehingga pendidikan masyarakat akan terus berkiprah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pedagogi Sosial sebagai Solusi Masalah Sosial

29 November 2022   08:03 Diperbarui: 29 November 2022   08:21 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pedagogi Sosial Sebagai Solusi Masalah Sosial 

Kondisi Empirik 

Berada dalam lingkungan masyarakat, tentu saja akan banyak sekali dinamika dan tantangan yang dihadapi. Penyebab adanya dinamika dan tantangan dalam lingkungan masyarajat tentu saja disebabkan oleh karakteristik masyarakat yang sangat beragam, yang kemudian dari dinamika dan tantangan tersebut menjelma menjadi masalah sosial yang tidak kunjung usai. Masalah sosial, layaknya pendidikan masyarakat. Dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Dikatakan dari masyarakat, karena masyarakat adalah sumber utama adanya masalah sosial. Dikatakan oleh masyarakat, karena oleh masyarakat itu pula masalah sosial itu akan diupayakan solusi jalan keluarnya. Dan dikatakan untuk masyarakat, tentu saja karena adanya masalah sosial itu tanpa disadari walaupun terkesan negatif, tapi itulah yang menjadi ajang belajar, bertumbuh, dan berkembang bagi masyarakat menuju perubahan yang lebih baik lagi.

Tak dipungkiri, berbicara soal masyarakat memang tidak akan ada usainya. Sepanjang masyarakat itu ada, maka segala hal yang berkaitan dengan masyarakat termasuk masalah sosial pun akan selalu ada. Adapun masalah sosial yang umumnya terjadi di kalangan masyarakat misalnya seperti kemiskinan, kriminalitas, ketidak adilan, dan masih banyak lagi. Masalah sosial tersebut hadir tidak hanya seorang diri, melainkan bersamaan dengan solusinya. Solusi tersebut dapat menjelma dalam keberagamannya, layaknya masalah sosial yang juga beragam. Namun pada hakikatnya ada suatu ilmu yang hadir untuk mengatasi berbagai masalah sosial tersebut, yaitu pedagogi sosial. 

Konsep & Teori Pedagogi Sosial 

Pedagogi sosial adalah disiplin akademis yang mengacu pada berbagai disiplin ilmu terkait yang ada di masyarakat. Seperti pendidikan, sosiologi, psikologi, dan lain sebagainya. Yang pada intinya pedagogi sosial ini merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas segala hal yang berkaitan dengan kesejahteraan, pembelajaran, dan pertumbuhan masyarakat. Pedagogi sosial tentunya berpaku pada masyarakat yakni sebagai agen aktif yang memiliki akal, senantiasa selalu berupaya untuk tergabung dalam berbagai kelompok agar relasinya semakin luas, kemudian juga pedagogi sosial ini sangat menyoroti berbagai permasalahan atau kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat. (Social Pedagogy Concepts & Theories, n.d.). Salah satu daya tarik dalam pedagogi sosial adalah bagaimana ide-ide atau solusi-solusi atas segala masalah sosial dalam masyarakat dapat diimplementasikan sesuai dengan praktisi pedagogi sosial itu sendiri dan masyarakat pada umumnya yang mengalami masalah sosial. Secara spesifik tujuan pedagogi sosial ini dapat digambarkan dengan konsep berlian.  

Dalam model berlian, disebutkan bahwa pedagogi sosial mempunyai 5 tujuan, diantaranya sebagai berikut : 1) Kesejahteraan dan Kebahagiaan : Tujuan daripada pedagogi sosial adalah untuk menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. 2) Pembelajaran Holistik : Pembelajaran holistik ini adalah pembelajaran seumur hidup guna mengembangkan potensi masyarakat, adanya pembelajaran holistik ini tentunya sangat relevan dengan konsep dalam pendidikan masyarakat yaitu "lifelong education" yaitu belajar sepanjang hayat. Dan dalam pembelajaran holistik tentu saja melibatkan 3 pusat utama organ tubuh manusia yaitu kepala, hati dan tangan. Kepala sebagai pusat untuk mengembangkan kemampuan kognitif, hati sebagai pusat untuk mengembangkan kemampuan afektif, serta tangan sebagai pusat untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik pada manusia. Tuhan menganugerahkan 3 organ tubuh utama tersebut menjadi dasar bahwa dalam pedagogi sosial ini sangat mendorong kesempatan belajar bagi seluruh kalangan sepanjang hidupnya. 3) Hubungan : Manusia sebagai makluk sosial tentunya tidak akan terlepas dari hubungannya dengan manusia lainnya. Hubungan menjadi salah satu tujuan dari pedagogi sosial ini tentu saja sebagai harapan sekaligus wadah bagi masyarakat untuk dapat membangun hubungan yang positif dengan para pendidik sosial. Pendidik sosial harus senantiasa responsif atas segala permasalahan yang terjadi di masyarakat. 4) Pemberdayaan : Pemberdayaan tentunya sangat penting sebagai upaya untuk memastikan bahwa individu telah memiliki rasa kontrol atas dirinya sendiri. Serta individu dapat bertanggung jawab dan mengupayakan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka dan orang-orang yang ada di sekitarnya. 5) Pengalaman Positif : Pedagogi sosial harus dapat memberikan pengalaman positif yang tentu saja akan menjadi kesan positif dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat membangkitkan semangat masyarakat untuk mengadakan perubahan yang lebih baik lagi. (Pedagogi Sosial -- Menemukan Potensi Anak Muda, n.d.) 

Tidak hanya itu, dalam pedagogi sosial juga terdapat konsep komunikasi tanpa kekerasan. Komunikasi tanpa kekerasan ini didasarkan pada psikolog asal Amerika Serikat yang bernama Marshall Rosenberg yang menekankan bagaimana kita dapat terlibat interksi dengan orang lain dengan cara yang baik serta jauh dari hal-hal yang dapat menyebabkan konflik dengan mereka. Melalui konsep ini, Rosenberg mengatakan bahwa manusia dapat berempati satu sama lain, terhubung dengan sesamanya, dan menerima setiap perbedaan yang ada. Dalam pedagogis sosial, komunikasi tanpa kekerasan ini dimaksudkan untuk mewujudkan beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut : 1) Membantu masyarakat dalam memahami perasaan dirinya sendiri sehingga hak tersebut akan berpengaruh pada perilaku mereka. 2) Menunjukkan bahwa terdapat jiwa empati antar sesama. 3) Memberikan dukungan emosional guna menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat. Komunikasi tanpa kekerasan ini utamanya harus diimplementasikan kepada anak-anak sebagai kesan yang positif dalam proses tumbuh kembang mereka. (Pedagogi Sosial -- Menemukan Potensi Anak Muda, n.d.) 

Adapun konsep lain dalam pedagogis sosial yaitu konesp "Common Third". Dimana konsep ini adalah pusat praktis pedagogi sosial. Konsep Commom Third ini penerapannya lebih menekankan pada anak-anak. Karena dalam konsepnya pun terdapat tiga unsur, yaitu aktivitas, anak-anak, dan pedagog. Dimana dalam konsep ini diajarkan bahwa dalam menjalin interaksi dengan anak-anak sebisa mungkin dapat benar-benar menjadikan mereka menjadi sosok agen yang aktif dalam proses pembelajarannya. Hal ini sebagai bekal bagi mereka generasi penerus untuk dapat selaku berperan aktif dalam perubahan lingkungannya menuju arah yang lebih baik. (Pedagogi Sosial -- Menemukan Potensi Anak Muda, n.d.). 

Implementasi Pedagogi Sosial Di Indonesia 

Implementasi pedagogi sosial di Indonesia sebagai upaya untuk mengatasi masalah sosial tentu saja terbukti dengan adanya berbagai layanan sosial yang diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia. Misalnya seperti layanan rehabilitasi untuk para pecandu narkotika, layanan kesehatan mental, layanan kesejahteraan orang tua dan anak, layanan kesejahteraan generasi muda, layanan kesejahteraan lansia, dan masih banyak lagi layanan lainnya. Berbagai layanan sosial tersebut diimplementasikan melalui intervensi sosial, yakni sebagai tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan sosial di dalam masyarakat, proses intervensi ini dapat dilakukan secara perorangan ataupun perkelompok. Proses implementasi intervensi ini memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut yaitu : 1) Memperoleh kembali keberfungsian sosialnya selaku anggota masyarakat yang layak. 2) Meningkatkan kemampuan untuk mengatasi masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat. 3) Lebih mampu menjalankan peran baru yang sesuai dengan perkembangan diri masyarakat tersebut. (Hardjomarsono, 2014)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun