"Oh ya saya duluan ya", iya Des. Kamu beruntung Des punya orang tua yang mapan dapat melanjutkan sekolah, bisa pakai motor, tidak seperti saya sudah tidak sekolah, jalan kaki kemana mana.
Tersenyum, Desi pun berlalu dari pandangan. Saya menghela nafas panjang seakan tercekik di kerongkongan, ya sudahlah ingin rasanya beban pikiran ini hilang, tetapi sangat berat. Akhirnya sayapun sampai di rumah. " Ibu ibu lho kok sepi ya, ibu tidak bangun dari tadi? Ibu sudah makan? Badan ibu panas, ayo kita pergi berobat Bu!. Ibu tetap bertahan beliau tak mau dibawa berobat. Adik adik mana bu? Mereka main di belakang rumah ayo kamu panggil suruh mereka pulang. Iya bu.
Saya pamitan dengan ibu, bergegas memanggil adik adik dan saya pun pergi mandi terus istirahat di kamar.
Bersambung***
  Â