Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu yang Candu

27 Mei 2021   12:53 Diperbarui: 27 Mei 2021   13:07 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terhitung memang kita sudah bertemu 2x sejak ramadhan
Pertemuan pertama yang begitu singkat
Dan pertemuan kedua yang begitu cepat

Memang benar, bertemu denganmu membutuhkan banyak waktu
Tidak cukup bila hanya dalam hitungan menit saja

Rindu obatnya adalah temu
Ah kurasa tidak
Bahkan setelah bertemu pun, aku malah merasa semakin merindukanmu

Obat rindu yang sebenarnya adalah segera menghalalkanku
Dengan begitu kita akan sering bertemu, boleh memeluk, bahkan mengecup

Soal ini, maafkan aku
Bukan ku sengaja menggantungkanmu
Kau pasti tau, urusan pendidikanku belum usai,
sabar ya

Aku tau,
Pasti ada saja orang yang mengintaiku karena dia menyukaimu
Aku tidak peduli
Aku percaya padamu, dan aku pasrahkan semua pada Tuhanku

Aku tidak tau seberapa serius dia menyukaimu
Hingga dia mencari tau segala hal tentangku
Aku diam bukan berarti aku tidak tahu
Hanya saja aku menganggap mungkin dia sekedar ingin berteman denganku

Dia juga wanita
Pastinya dia juga tau perasaanku
Aku tidak melarangnya untuk mencintaimu
Rasa seperti itu tidak bisa kita prediksi kehadirannya
Hanya saja, semoga bila dia memang wanita
Dia akan memahami posisiku

Aku yang jauh darimu
Aku yang tidak bisa selalu ada untukmu
Dan aku yang hanya bisa dekat denganmu melalui pesan singkat whatsapp

Tapi itu semua juga bukan kuasaku
Aku tidak berbuat apa apa
Aku juga tidak bisa melarang kamu untuk jatuhcinta  pada siapapun
Aku hanya bisa terus mencintaimu
Dan rasa ini tidak bercanda

Maafkan aku,
Yang selalu candu untuk terus merindu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun