Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Lusa

26 April 2021   08:40 Diperbarui: 26 April 2021   08:43 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat itu,
kala aku sedang memimpikanmu
Aku terbangun dengan ribuan rasa rindu terhadapmu

Dalam sebuah mimpi
Aku bertemu denganmu
Kita yang pada awalnya baik baik saja

Sampai pada waktu
Dimana kau mulai mendiamkan aku
Sama persis seperti apa yang kau lakukan dalam kehidupan nyata

"Ada satu keinginanku yang tidak bisa kau turuti"
Katamu.
"Apa? Hal apa yang membuatmu mendiamkanku?"
Jawabku

Lalu kau menjawab dengan lirih,
"Keinginan untuk melamarmu, engkau tak mau"
Aku diam, dan kembali menjelaskan alasanku
Namun, "sudah terlambat" katamu.
Kau dijodohkan dengan wanita pilihan orangtuamu

Aku diam dalam waktu yang tak singkat
Kau menatapku begitu dalam
Lalu aku tersenyum, dan mengatakan padamu
"Sekarang aku sadar, aku tidak kalah dengan wanita yang kau cintai. Namun, aku kalah dengan wanita yang telah ditakdirkan untukmu".

Kau memelukku begitu erat
Seakan akan, itu adalah pelukan terakhir yang kau berikan untukku

Dan aku?
Aku bahkan tidak tau bagaimana caranya mengeluarkan air mata saat itu
Dadaku sesak
Pikiranku kacau
Aku begitu tidak menyangka hal ini bisa terjadi padaku

Ini memang hanya sebuah mimpi
Namun, hal apapun bisa terjadi
Tugas kita hanya menjalani dan mensyukuri

Sayang,
Aku memang tidak pandai berkata kata
Namun, aku mahir mendoakanmu

Aku memang tidak bisa memaksakan kehendakku
Karena aku tau, diatas keinginanku untuk bisa terus bersamamu, ada takdir Tuhan yang lebih indah yang akan diberikan untuk kita

Semoga,
Kita bisa menerima segala Takdir indah itu.
Aku mencintaimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun