Perpisahan
Sungguh.
Sekalipun aku tak pernah bisa membayangkan bagaimana nantinya Tuhan akan memisahkan kita
Seperti kali ini :')
Hari itu kita bertemu
Ya, kau pasti tau
Aku sangat bahagia kala itu
Kita berencana bermain bersama teman temanmu
Benar sekali, kau memang tak pernah ragu mengenalkan aku pada duniamu
Semua berjalan begitu indah
Sampai tiba tiba, suasana beku oleh perkataan temanmu
"Mas mu sekarang dekat sama AB"
Kau diam. Aku diam.
Temanmu meneruskan ceritanya
Dan aku tetap antusias mendengarkannya
Memang, sebelumnya kau pernah menceritakan perempuan itu padaku
Dan aku menganggap hal itu biasa saja
Karena perempuan itu temanku
Tapi setelah berita ini, aku merasa aku salah
Kau menceritakan wanita itu karena sepertinya kau menyukainya
Aku memberikan pernyataan pada temanmu bahwa sebenarnya aku sudah tau berita itu
Aku mengaku seperti itu agar temanmu tidaktau bahwa aku terluka
Setelah kulihat handphone mu, ternyata benar
Tanganku bergetar, aku tak sanggup menahan air mataku
Walaupun sebenarnya kau bilang, kau tidak ada hubungan apa apa dengan perempuan itu, tetap saja aku cemburu
Lalu akhirnya, kau mengaku
Bahwa kau memang menyukai perempuan itu
Aku menangis sejadinya
Dan kau, hanya bisa menenangkanku dengan perkataanmu yang seperti biasanya, "Kita tidak bisa melawan takdir Tuhan".
Aku diam dan akhirnya setuju dengan kata itu
Kau yang sudah mengajarkanku untuk menjadi wanita yang ikhlas dan sabar
Dan mungkin, kali ini ujung dari kesabaran dan keikhlasan itu akan berakhir
Aku tetap menangis, menatapmu yang tak lagi mencintaiku
Sampai akhirnya, aku terbangun dari mimpiku
Aku bersyukur, ternyata aku hanya sedang bermimpi buruk
Dan mungkin, hal itu bisa saja menjadi kenyataan yang harus kupersiapkan