Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perpisahan

7 September 2020   16:38 Diperbarui: 7 September 2020   16:47 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perpisahan

Sungguh.
Sekalipun aku tak pernah bisa membayangkan bagaimana nantinya Tuhan akan memisahkan kita
Seperti kali ini :')

Hari itu kita bertemu
Ya, kau pasti tau
Aku sangat bahagia kala itu
Kita berencana bermain bersama teman temanmu
Benar sekali, kau memang tak pernah ragu mengenalkan aku pada duniamu

Semua berjalan begitu indah
Sampai tiba tiba, suasana beku oleh perkataan temanmu
"Mas mu sekarang dekat sama AB"
Kau diam. Aku diam.
Temanmu meneruskan ceritanya
Dan aku tetap antusias mendengarkannya

Memang, sebelumnya kau pernah menceritakan perempuan itu padaku
Dan aku menganggap hal itu biasa saja
Karena perempuan itu temanku

Tapi setelah berita ini, aku merasa aku salah
Kau menceritakan wanita itu karena sepertinya kau menyukainya
Aku memberikan pernyataan pada temanmu bahwa sebenarnya aku sudah tau berita itu
Aku mengaku seperti itu agar temanmu tidaktau bahwa aku terluka

Setelah kulihat handphone mu, ternyata benar
Tanganku bergetar, aku tak sanggup menahan air mataku
Walaupun sebenarnya kau bilang, kau tidak ada hubungan apa apa dengan perempuan itu, tetap saja aku cemburu

Lalu akhirnya, kau mengaku
Bahwa kau memang menyukai perempuan itu
Aku menangis sejadinya
Dan kau, hanya bisa menenangkanku dengan perkataanmu yang seperti biasanya, "Kita tidak bisa melawan takdir Tuhan".

Aku diam dan akhirnya setuju dengan kata itu
Kau yang sudah mengajarkanku untuk menjadi wanita yang ikhlas dan sabar
Dan mungkin, kali ini ujung dari kesabaran dan keikhlasan itu akan berakhir

Aku tetap menangis, menatapmu yang tak lagi mencintaiku

Sampai akhirnya, aku terbangun dari mimpiku
Aku bersyukur, ternyata aku hanya sedang bermimpi buruk
Dan mungkin, hal itu bisa saja menjadi kenyataan yang harus kupersiapkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun