Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesedihanku

3 April 2020   07:12 Diperbarui: 3 April 2020   07:15 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Sek yu yo, aku te telfon sampek batre ku entek"
"Sebentar yu ya, aku mau telfonan sampai bateraiku habis"

Aku yang tersipu malu di balik layar hp saat bertelfonan denganmu, merasa istimewa saat lima hari yang lalu kau berkata seperti itu pada temanmu. 

Kau memang selalu menggemaskan
Kau adalah orang yang selalu ingin kurindukan
Dan hanya padamulah, hatiku ingin singgah

Maaf, karena dua hari ini tak seperti biasanya
Aku tak mengucapkan selamat pagi, siang, sore, ataupun malam
Aku juga tak memberimu kata semangat bekerja
Aku malu, aku merasa aku sangat tidak pantas dekat denganmu

Kali ini bukan soal orang ketiga
Bukan soal aku yang teramat curiga
Akupun tetap cinta
Namun ini soal masalalu yang tidak bisa dirubah

Aku ingin berjumpa denganmu
Aku ingin memeluk erat tubuhmu
Menangis kencang dibahumu
Lalu kau tenangkanku dengan kata,
"Semua pasti berlalu, aku tetap mencintaimu"
-andai saja :')

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun