Mohon tunggu...
Isma Nuryani
Isma Nuryani Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah dasar di wilayah kabupaten Cilacap

Seorang guru sekaligus Ibu dari dua anak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Hidup Bertetangga

19 Oktober 2022   19:10 Diperbarui: 19 Oktober 2022   19:17 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia adalah mahluk sosial. Mereka hidup membutuhkan orang lain. Mereka saling bergantungan untuk menjalani kehidupan nya. Entah mereka orang kaya atau orang miskin, orang berada atau orang tak punya. Mereka akan saling membutuhkan meski hanya sekedar berbagi tawa.

Begitu pula tetangga. Hidup bertetangga sudah menjadi budaya untuk orang Indonesia yang hidup di pedesaan maupun di perkotaan. Mengenal tetangga atau bercengkrama dengan tetangga menjadi suatu kebutuhan. Apalagi bagi seorang perantau seperti saya. Tetangga adalah orang asing yang menjadi keluarga.

Perantauan atau orang rantau, jauh dari sanak saudara, menjadikan tetangga itu sebagai keluarga. Bukan tanpa alasan, karena tetangga adalah orang pertama yang akan dimintai tolong saat kita membutuhkan pertolongan, bukan keluarga yang jauh di sana. Lalu bagaimana hubungan saya dengan tetangga saya?

Seperti biasanya, dalam keluarga kaka beradik kadang ada selisih faham, itu pula sering terjadi pada tetangga. Akan tetapi selisih faham tersebut bukan menjadi pertengkaran hebat yang harus menghilangkan nyawa seperti yang pernah ada diberita-berita itu. Selisih faham yang kami alami menjadi bisik-bisik tetangga yang terkadang memancing kita untuk bergosip hehehe... Tidak saya pungkiri, pada saat berkumpul dengan tetangga bisik-bisik tetangga sering sekali terjadi. Bisa dikatakan berita tentang tetangga yang lain pun bisa up date, meski  saya dalam kesibukan kerja.

Bukan hanya bergosip saja, saat berkumpul dengan tetangga. Kita juga berbagi kabar tetangga baik satu RT bahkan satu RW pun bisa terdengar. Entah berita tetangga sakit, tetangga melahirkan, tetangga kecelakaan, tetangga dilamar atau berita yang lain dapat menjadi hot news saat itu. Dari berita ini, meski dalam kesibukan kerja, masih sempat untuk berkunjung atau saling menjenguk.

Seperti di awal saya tulis, tetangga adalah orang asing yang menjadi keluarga. Saat saya membutuhkan bantuan darurat, tetangga lah yang datang. Walau hanya sekedar mengangkat jemuran ketika rumah kosong dan hujan. Atau juga menjaga rumah ketika saya dan keluarga mudik. Atau saling berbagi makanan ketika ada rejeki berlebih.

Tidak ada manusia yang sempurna, tetangga pun tak bisa menjadi sempurna seperti yang kita inginkan. Kadang tetangga membuat kesal karena hal yang sepele. Ayam - ayam mereka masuk ke teras dan meninggalkan jejak di lantai. Kucing-kucing mereka sering membuang kotoran bahkan muntah di sekitar rumah. Daun-daun yang berguguran menyampahi halaman rumah. Atau suara bising ketika menyalakan musik, ketika memanaskan kendaraan, mereka mengganggu istirahat kita. Dan ada hal sepele yang lain lagi yang menjadi warna dalam kehidupan bertetangga.

Tetangga adalah orang-orang yang harus dihormati meski kadang bikin kesal. Mereka adalah keluarga yang harus dijaga. Mereka adalah orang yang harus ditolong meski tanpa dimintai tolong. Bagaimanapun keadaan tetangga, mereka adalah saudara tak sedarah yang dekat. Dan keluarga yang akan selalu direpotkan oleh kita.

Mari kita jaga silaturahmi kita dengan tetangga, karena apa yang kita tanam maka itulah yang akan kita panen. Jika kita menanam kebaikan kepada tetangga, kita akan memanen nya dengan kebaikan tetangga. Begitu juga sebaliknya, jika kita berperilaku tidak baik pada tetangga, kita akan merasakan hal yang sama dari tetangga. Bertetangga adalah seni hidup. Bagaimana cara kita mengolahnya agar kita bisa menikmati ketentraman dan kenyamanan hidup bertetangga? Hanya kita yang tahu siapa tetangga kita dan bagaimana mengatasinya. Semoga kita selalu rukun dalam bertetangga. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun