Mohon tunggu...
Isma Nuryani
Isma Nuryani Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah dasar di wilayah kabupaten Cilacap

Seorang guru sekaligus Ibu dari dua anak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Konten, Sosmed, dan Realita

4 September 2022   12:24 Diperbarui: 4 September 2022   12:34 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini saya pergi belanja ke pasar tradisional. Sudah menjadi rutinitas, setiap minggu pagi saya ditemani suami untuk isi ulang kulkas. Kami bersiap bersama si kecil yang sedang manja. 

Pasar Induk Majenang tempat saya belanja selalu ramai setiap hari. Segala kebutuhan sehari-hari tentu semua ada. Tidak ada yang aneh dan sepesial hari ini. Tetapi ada yang membuat saya ingin menulis kejadian hari ini. 

Iya, ada yang membuat saya senyum senyum bersama suami. Di kios sayur langganan saya berbelanja sekarang penjaganya laki-laki muda yang ternyata dia adalah suami dari teteh tukang sayurnya. 

Tapi bukan tentang si penjual sayur yang ingin saya ceritakan. Akan tetapi wanita pembeli yang berada di sebelahku. 

Wanita berhijab dengan gaya seperti bunda Lesti yang sering muncul di TV. Dan piyama berwarna kuning. 

Wanita di sebelah kau sama sepertiku berbelanja bersama suaminya dan seorang anak yang menggemaskan dengan hijab yang sama dengan ibunya. Usia anaknya sekitar kurang lebih 18 bulan. 

Yang membuatku tersenyum adalah ketika wanita berhijab itu akan memilih sayuran dan berbelanja dia merengek minta di video oleh suaminya. 

"Yank, ayo divideo" Begitu nadanya antara setengah menghentak dan merengek manja. 

"Iya, iya... Ini divideo" Terlihat sangat suami kerepotan karena harus menggendong anaknya dan memegang HP nya untuk video. 

Sambil memilih bawang merah aku melirik si wanita yang bertransaksi dengan suara yang keras dan melihat HP suaminya. 

"Wah, segini tiga puluh ribu" Sambil menunjukan sekantong belanjaan dan uang tiga puluh ribu. 

Begitulah, zaman sekarang. Segala sesuatu dijadikan konten. Dan saya juga tidak menampik kalimat "dikit dikit ngoten, dikit-dikit status, dikit-dikit sosmed dan seterusnya". 

Karena pada kenyataannya status dan konten tak selamanya buruk. Ada beberapa orang yang membuat konten bertujuan untuk mengindormasikan sesuatu, ada yang bertujuan berbagi kebahagiaan, ada yang memberi tips dan sebagainya. 

Apapun bentuk karya yang dibuat berharap semoga bermanfaat. Seperti saya saat ini dikit-dikit nulis, dikit-dikit status. Kalau anda tipe yang bagaimana? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun