Mohon tunggu...
Isma Nuryani
Isma Nuryani Mohon Tunggu... Guru - Guru sekolah dasar di wilayah kabupaten Cilacap

Seorang guru sekaligus Ibu dari dua anak

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mudik Praktis, No Bokis

15 Mei 2022   21:36 Diperbarui: 15 Mei 2022   21:41 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik Praktis, No Bokis

Sudah menjadi tradisi bagi orang Indonesia, terutama keluarga saya untuk mudik ketika Hari Raya Idul Fitri telah tiba. Apalagi sudah dua tahun ini, tradisi mudik ditunda karena Pandemi Covid-19. Ini menjadi bom yang siap meledak saat melepas kerinduan untuk berkumpul bersama keluarga. 

Begitu pula keluarga saya, Si Sulung menyambut momen mudik dengan suka ria. Dia sudah ingin sekali bertemu sanak saudara di kampung halaman.


Bahkan Si Sulung sudah menyusun rencana, akan kemana saja ketika sampai di kampung halaman. Senang rasanya melihat Si Sulung bersemangat dihari raya Idul Fitri ini.


Sanak saudara sudah menanyakan kapan mudik. Orang tua juga tak absen bertanya kapan mudik. Teman-teman alumni juga sudah saling tanya kapan mudik. Sangat mengharu biru rasanya menunggu waktunya mudik. 


Kebahagiaan pun bertambah, karena lebaran kali ini keluarga kecil saya bertambah satu personil. Anak kedua yang lahir di masa pandemi covid 19 ikut mudik. Si Bungsu yang sekarang sudah berusia 18 bulan siap bertemu keluarga, siap beraksi dihadapan keluarga, dan siap keliling untuk mengenal keluarganya di kampung halaman. Selama pandemi covid 19 Si Bungsu tetap dalam dekapan saya, tetap tenang di rumah, menikmati kebersamaan di rumah, banyak sekali sanak saudara yang ingin berjumpa dengannya. Dan lebaran ini adalah momen pertamanya untuk trip dari rumah ke rumah, dari desa ke desa, dari saudara ke saudara sepanjang libur lebaran. 

Meski tak menunjukan antusiasnya Si Bungsu suka sekali untuk melakukan perjalanan. Terbukti ketika kunci motor atau mobil tergeletak, segera dia ambil dan dibawa berlarian sambil berteriak "ngeng ngeng...". Kakanya pun selalu mengajaknya "ayo dek, kita mudik naik ngeng ngeng". Dan mereka pun berkarian seolah sedang dalam perjalanan mudik.

Si Sulung selalu menghitung hari. Dia belum paham kalender, sehingga setiap hari selalu bertanya."ini tanggal berapa" karena yang dia tahu, dia akan mudik di tanggal 2 Mei 2022. 

Kami memilih tanggal tersebut untuk mudik, berharap jalanan senggang dan santai. Saya sudah tidak lagi berfikir kapan saya belanja untuk lebaran. Karena saya sudah menyiapkan semuanya, termasuk bingkisan lebaran untuk berkunjung.


Sudah menjadi tradisi kampung halaman kami ketika berkunjung ke rumah saudara, ada hantaran yang dibawa. Akan tetapi jika saya membawa dari daerah rantau ini sangat merepotkan dan ribet. Bisa dibayangkan untuk bawaan pakaian ganti saja, saya harus menyiapkan beberapa tas karena belum menpunyai koper, belum lagi bawaan kebutuhan anak-anak yang semakin banyak. Saya harus mengatur apa saja yang harus dibawa agar praktis dalam mudik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun