Penyembelihan hewan kurban dalam adat suku Gayo sama pada umumnya di laksanakan pada 10 Dzulhijjah tepatnya setelah menunaikan solat Ied.
Di Kecamatan Pining, Gayo lues, Aceh. Tepatnya di Kawasan Ekosistem Leuser. 10 Dzulhijjah 1443 H. jatuh pada Sabtu 9 Juni 2022. Pasalnya masyarakat setempat untuk menentukan hari besar islam masih menggunakan metode lama yakni Kelender Hijriah atau dalam istilah lokal di sebut Abjad Arab. Meskipun terkadang pendapat tersebut tak sama dengan keputusan Pemerintah yang melalui sidang isbat.
Prosesi penyembelihan hewan kurban dalam adat suku Gayo memiliki keunikan tersendiri. Sebelum hewan tersebut di sembelih bagi yang berkurban memberi makanan berupa makanan khas, sebut saja lemang, lepat, da kue kepada hewan kurban tersebut. bahkan, di lengkapi seperti baju, kain dan peci terkandung yang di niatkan untuk cewek dan cowok.
Kemudian para yang berkurban menyerahkan hewan kurbanya di mersah (mushola) kepada panitia pelaksana penyembelihan kurban. Setelah itu baru di sembelih di lahan yang telah di sediakan oleh panitia. Sebelum di eksekusi terlebih dahulu hadirin yang menyaksikan membaca Takbir, Tahmid dan  Selawat sebanyak 3 kali baru di laksanakan penyembelihan satu persatu.
Kemudian setelah di sembelih daging kurban tersebut di salurkan kepada seluruh masyarakat yang ada di kampung tersebut dengan di antar oleh panitia.
Pada tahun 1443 H ini sedikitnya ada 8 orang yang menunaikan kewajibanya, kata ketua panitia Tgk Imam Pining Tgk Sainul, rinciannya 3 Ekor Sapi, 2 kerbau, 2 ekor biri biri (Domba), dan 1 Ekor kambing.
Alhamdulillah tahun ini masih banyak saudara kita menunaikan kewajibannya dan menyisihkan rejekinya untuk berkurban meskipun kita dilanda covid-19 dimana ikut rembek terhadap ekonomi masyarakat, dan semoga tahun depan masyarakat di mudahkan rejeki sehingga niat berkurban semakin semaraknya katanya.