Mohon tunggu...
Ismail Pong
Ismail Pong Mohon Tunggu... Administrasi - direktur Pilar Indonesia

Bekerja untuk Pendiikan Lingkungan, Konservasi sumberdaya alam dan pemberdayaan masyaakat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tanam 20.000 Pohon Mangrove untuk Membangun Perisai di Pesisir Percut

16 Desember 2014   23:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:10 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418722907380527130

Sebanyak 20.000 pohon mangrove telah ditanam sejak OktoberhinggaDesember 2014 disepanjang garis pantai Percut, Kab.Deli Serdang, Sumatera Utara.Aksi tanam pohon mangrove ini ditujukan untuk membangun perisai pesisir agar memperbaiki hutan yang telah rusak dan untuk melindungi pemukiman dari bahaya gelombang pasang, tutur Ismail Director PILAR INDONESIA. Kawasan pesisir Percut merupakan benteng terdepan pelindung abrasi laut di Medan yang merupakan ibukota provinsi. Hutan mangrove di kawasan pesisir Percut saat initelah mengalami degradasi baik secara kualitas dan kuantitas. Setidaknya 12.000 hektar terbentang di pesisir Deli Serdang dan lebih dari 70% telah terdeforestasi.Deforestasi ini disebabkan berbagai ancaman yaitu penebangan kayu ilegal dan konversi hutan menjadi kolam dan tambak, pemukiman dan kebun kelapa sawit dan pertanian.Kondisi ini berdampak pada semakin kecilnya area berkembangbiaknya populasi ikan, menurunnya populasi beberapa jenis ikan, udang dan kepiting mangrove. Kondisi ini juga berdampak pada nelayan tradisional yang mengharuskan lebih jauh menangkap ikan dan mengeluarkan lebih banyak biaya operasional harian mereka, dan menyebabkan seringnya area pemukiman nelayan terendam pada saat air laut pasang. Baik secara langsung dan tidak langsung, degradasi hutan mangrove yang telah terjadi berdampak pada kehidupan masyarakat yang tinggal di pesisir Percut baik pengaruh ekonomi, kualitas hidup dan perubahan sosial. Selain itu, hutan mangrove kawasan ini merupakan habitat singgah dari jutaan burung migran yang berasal dari belahan bumi utara. Dimana kawasan ini berfungsi penting sebagai penopang kehidupan fauna, tidak hanya untuk manusia di sekitar kawasan, Statement Ismail, Direktur Pilar Indonesia.Sedangkan keberlangasungkan mangrove perlu didorong pemanfaatan secara berkelanjutan, misalnya dengan ekowisata serta pendidikan lingkungan,” ungkap Edy Hendras Wahyono, Direktur Eksekutif Yapeka

Kegiatan penghijuan pesisir ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Masyarakat (ABDIMAS) Penghijauan dari Universitas Terbuka (UT) tahun 2014 yang tidak hanya dilakukan di Sumatera Utara tetapi juga di Bali, dan Kalimantan Timur. Universitas Terbuka bekerjasama dengan YAPEKA dan mitra lokal setempat yang menanam sebanyak 40.000 bibit mangrove dengan jenis dan jumlah yang berbeda untuk setiap lokasi. Di Sumatera Utara (PILAR INDONESIA) menanam sebanyak 20.000 bibit mangrove sedangkan di Bali (Yayasan Kanopi Indonesia) dan Kalimantan Timur (KUW Bina Bersama) akan ditanam 10.000 bibit mangrove di masing-masing lokasi. Rektor UT, Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed, Ph.D menyampaikan bahwa saat ini dunia menggantungkan pasokan oksigen dari Indoesia karena itu hutan perlu dijaga dan UT memiliki komitmen kuat untuk pelestarian lingkungan. “Pengabdian masyarakat UT sejak tahun 2011 difokuskan pada penghuiauan dan pendidikan dengan melibatkan anak sekolah dan mahasiswa’tambahnya.

Diharapkan dengan kegiatan penanaman mangrove di pesisir Percut, pelestarian kawasan pesisir di areal mangrove akan membantu memulihkan degradasi yang ada.Dengan melakukan penanaman mangrove berarti kita telah membangun perisai di kawasan pesisir yang rentan, dengan demikian kita juga dapat membangun masa depan negeri ini”

UT, YAPEKA, PILAR INDONESIA, serta para pihak dalam upayanya menyelamatkan lingkungan telah melakukan kegiatan penanaman mangrove perluncuran program penghijauan untuk membangunn perisai pesisir pada hari Sabtu, tanggal 29 November 2014 yang lalu diKec.Percut Sei Tuan, Kab.Deli Serdang dengan melibatkan kurang lebih 300 orang yang terdiri dari mahasiswa dan staff Universitas Terbuka, Pemerintah Kabupaten sebagai pemangku wilayah dan pihak-pihak terkait, Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Organisasi kepemudaan dan masyarakat nelayan lokal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun