Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Meneropong Pesona Bromo, Sepotong Surga di Tanah Jawa

17 Mei 2015   06:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_417980" align="aligncenter" width="490" caption="Pegunungan Tengger berselimut kabut (dok.pri)"][/caption]

Setelah puas menikmati beragam satwa dan wahana permainan di Jatim Park 2 dan Batu Night Spectacular, malam 3 Mei 2015 dengan tenaga yang tersisa kami menuju Gunung Bromo yang mashur. Betapa hebatnya magnet Bromo hingga membuat kami mesti menghemat tidur demi melihat pesonanya. Di tengah malam yang gelap dan hawa dingin yang menyusup masuk ke dalam bus, kami meninggalkan Kota Batu dengan segala kenangannya.

Bus yang kami tempati melesat cepat menuju desa persinggahan terakhir sebelum naik ke Bromo, sekitar tiga jam akhirnya bus kami tiba di desa persinggahan, beberapa pedagang asongan menawarkan satu set perlengkapan kupluk, kaos tangan, dan syal. Setelah menunggu sekitar 30 menit, mini bus yang kami tunggu akhirnya tiba. Sayangnya hanya dua bus yang datang, satu bus lagi secara mendadak membatalkan agenda mengantar kami. Jadilah nasib kami tidak jelas.

Jam di Hp menunjukan pukul 4.30, masih ada lima belas dari kami yang bernasib tidak jelas, dengan sedikit lobi dan nego dengan warga desa akhirnya kami mendapatkan kabar bagus, sebuah truk siap membawa kami. Dan di subuh yang dingin sebuah perjalanan yang tak terduga dimulai, sebuah truk bak terbuka berwarna merah muncul di tikungan kecil, tidak perlu malu mengakui bahwa truk tersebut adalah penolong kami. Apa jadinya jika sudah jauh-jauh dari Makassar melintasi udara ratusan mil dan harus menemukan sebuah fakta, bahwa kami tidak bisa menikmati pesona Bromo di depan mata, itu pasti konyol!

[caption id="attachment_417981" align="aligncenter" width="422" caption="Naik Truk"]

1431819665284294556
1431819665284294556
[/caption]

Mengutuk nasib dan mencari kambing hitam siapa yang salah tidak akan mengubah takdir kami, sebaliknya kami akan menempuh sebuah perjalanan takdir lain sebagai petualang sejati di sebuah truk bak terbuka berbalut hawa Pegunungan Tengger yang dingin.

Truk tersebut melaju di tengah gelapnya desa-desa di kaki Bromo, meliuk-liuk bagai penari flamengo dan hebatnya semua kami lalui tanpa penerang lampu truk. Kami baru sadar di tengah perjalanan lampu depan truk tiba-tiba mati, sumpah ini bagian yang paling mendebarkan. Dengan kontur tanah dan jalan yang sempit dan jurang di kanan-kiri jalan yang siap menarik kami ke bawah. Di kepala saya terbayang prosedur SOP penyelamatan, tapi mana ada SOP naik truk?

[caption id="attachment_417985" align="aligncenter" width="431" caption="Deretan Mobil"]

14318198201679252313
14318198201679252313
[/caption]

[caption id="attachment_417986" align="aligncenter" width="448" caption="Numpang narsis"]

14318199022116467372
14318199022116467372
[/caption]

Sekempulan nyali, kenekatan, dan kesabaran akhirnya ditebus sebuah pesona Bromo yang memikat. Jejeran jeep dan bus-bus terparkir rapi di jalan-jalan menuju puncak Bukit Penanjakan, sebuah bukit yang bagus sebagai spot mengambil gambar pegunungan Tengger dari kejauhan. Hanya kami yang datang dengan sebuah truk bak terbuka. Dari kejauhan kelihatan deretan Pegunungan Tengger dengan Gunung Bromo, Batok dan Semeru yang mempesona. Para penduduk Tengger, warga asli di sekitar Gunung Bromo dengan sigap menawarkan kuda tumpangan yang siap membawa kami ke puncak, saya lebih memilih berjalan kaki walau lumayan menguras tenaga.

Bromo berarti Brahma yang merupakan salah satu dewa utama Hindu. Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, berada di antara Pegunungan Tengger. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Bromo adalah kepundan baru yang tumbuh di dalam kaldera Tengger.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun