Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Money

Kala Upin dan Ipin Menjual Malaysia

1 April 2014   10:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:14 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_329383" align="aligncenter" width="590" caption="Upin dan Ipin Beli, Pakai, Suka di Toserba yg menjual Buatan Malaysia (www.Youtube.com)"][/caption]

Lewat kartun Malaysia sedang mendotrin warganya untuk mencintai produk dalam negeri. Kemarin malam saat menonton serial kartun Upin Ipin saya seperti sedang menyaksikan dua bocah botak sedang menjadi duta bisnis bagi Malaysia. Judulnya Upin dan Ipin Beli, Pakai, Suka. Secara bergantian para tokoh kartunnya sedang menjual dan mengajak rakyat negeri jiran untuk membeli produk dalam negerinya. Dari upin dan ipin saya jadi tahu slogan dan logo merek barang buatan Malaysia. Logo ini ada disetiap produk Malaysia.

Kartun Upin IPin bukan sekedar kartun anak-anak tapi kartun tersebut banyak memberi hikmah kepada penontonnya. Pada bagian lain kartun tersebut, saya melihat bagaimana Malaysia sedang mendikte mimpi kepada anak-anak Malaysia agar menjadi bangsa yang besar, seperti ketika Malaysia digambarkan bermain di piala dunia lalu ada juga cerita Malaysia yang berhasil mengirim astronotnya keluar angkasa, tentu dengan melibatkan tokohnya Upin dan Ipin. Dan sampai kini kita masih saja tertinggal dari Malaysia dalam urusan kartun anak-anak. Sejak jaman kayu si Unyil, Indonesia tidak pernah lagi memiliki tokoh kartun anak yang bagus.

[caption id="attachment_329385" align="alignright" width="300" caption="Logo dan Slogan Buatan Malaysia"]

1396277443805617257
1396277443805617257
[/caption]

Alur cerita yang saya nonton cukup sederhana yaitu mengajak warga Malaysia untuk membeli produk dalam negeri yang mereka sebut Buatan Malaysia. Beberapa produk atau olahan Malaysia yang ditampilan dalam kartun Upin Ipin seperti Gasing (ini mainan yang pernah saya mainkan), Sepatu, tas, kain Songket, plastik dan barang elektronik. Dan tentu selayaknya iklan ada bumbu-bumbu penyedapnya agar lebih menarik seperti ucapan "produk Malaysia nyaman dengan kualita bagus".

Sebagus itu kah produk Malaysia? Pertanyaan itu tiba-tiba meraung-raung dalam pikiran saya. Saya coba merenung dan mengingat produk Malaysia yang telah mampir dalam keluarga saya. Pertama kali saya mengenal buatan Malaysia dari produk susu dan cokelat dibawa oleh perantau dari Tawau. Bukan rahasia jika Malaysia jauh mengungguli kita dalam mengelola kakao menjadi produk seperti cokelat atau susu. Malaysia salah satu tujuan utama ekspor kakao Indonesia. Beribu ton kakao kita mengisi pabrik Malaysia dan setelah diolah dan dikemas dengan ciamik kemudian di ekspor dan dijual kembali ke Indonesia tentu dengan harga yang mahal.

Lalu produk Malaysia yang manalagi masuk ke rumah kita? banyak yang tidak menyadari bahwa produk CNI adalah Buatan Malaysia. CNI merupakan multi level marketing (MLM) yang banyak menjual barangnya di seluruh dunia. Dan kebetulan kompor gas saya adalah produk CNI dan kualitasnya sangat bagus. Selain CNI kami juga terikat dengan produk Malaysia bernama Asuransi Takaful, istri saya adalah agen pemasarannya dan saya kebetulan pernah 4 tahun bekerja di Asuransi tersebut. Di luar itu masih banyak perusahaan Malaysia seperti bank CIMB Niaga, Petronas atau mobil Proton.

Dalam urusan produk, saya melihat produk Indonesia jauh lebih mendunia dan terkenal seperti Kopi Luwak, Sepeda Polygon, Jamu Tolak Angin, Kaos Peter Say Denim (PSD) dan lain-lain, tapi entah kenapa perusahaan Malaysia mampu menjadi korporasi yang lebih besar dari kita. Petronas milik Malaysia lebih besar dari Pertamina punya Indonesia. Secara kasat mata dalam rangking orang terkaya di kolong langit, Malaysia juga lebih unggul dari Indonesia. Roberti Kuok dan Ananda Krishnan lebih kaya dari Hartono bersaudara.

Membawa pesan lewat kartun sangat mudah untuk di terima karena muatan ceritanya yang ringan dan tidak menggurui, apalagi jika dibawakan oleh anak-anak yang polos. Saya melihat dua hal dari seri kartun Upin dan Ipin Beli, Pakai, Suka.Pertama pesan cinta produk dalam negeri sejak dini perlu diajarkan sehingga tertanam semangat mencintai produk lokal dan kedua, saatnya memunculkan tokoh kartun anak yang bukan sekedar menjadi tontonan tapi sekaligus menjadi tuntunan.

Kita punya potensi berkali-kali lebih besar dan hebat dari Malaysia namun akan mubazir jika kita membiarkan potensi tersebut terkubur atau kah kartun anak tidak lagi mempunyai nilai bisnis yang menarik dan lalu dilupakan! diluar konteks itu, ini tanggung jawab kita menghadiahkan hiburan mendidik bagi anak-anak kita.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun