Mohon tunggu...
Isky Fatimah
Isky Fatimah Mohon Tunggu... Freelancer - an L

Pecinta warna biru yang hobinya ngobrol sama diri sendiri sebelum tidur.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pengaruh Media Sosial dalam Penyebaran Konten Propaganda Radikal

4 Oktober 2019   12:49 Diperbarui: 4 Oktober 2019   16:18 1839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: beritagar.id

Pesatnya perkembangan media sosial di Indonesia tentu sudah tidak bisa dipungkiri lagi, dilihat dari hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet aktif tahun 2015 di Indonesia sebanyak 88,1 juta dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 252,4 juta dan pengguna aktif menggunakan media sosial 87,4%.

Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang menggunakan media massa di kehidupan sehari-harinya, hal ini tentu banyak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu seperti contohnya penyebaran propaganda radikalisme melalui media sosial.

Hans Spier mengatakan bahwa propaganda adalah aktivitas komunikasi dari pemertintah kepada warga negaranya, warga negara lain di negara itu dan juga negara asing secara pemerintah. Terdapat tiga jenis propaganda yaitu, propaganda putih, abu-abu, dan hitam.

Propaganda putih dilakukan media yang berpihak pada kepentingan politik atau kebijakan tertentu. Kemudian propaganda abu-abu adalah kegiatan yang dilakukan secara tertutup. Contohnya dengan memanfaatkan wartawan untuk menulis pesan tertentu yang ditujukan ke public agar mereka tergerak dan memercayai dan bergerak melakukan apa yang diinginkan.

Terakhir ada propaganda hitam yang merupakan kegiatan penyebaran informasi tertutup yang menyesatkan. Tujuannya untuk memberikan informasi yang meruntuhkan kredibilitas lawan.

Istilah radikalisme berasal dari kata radical yang berarti akar atau dasar. Sebagai kata benda, radikal berarti seseorang yang berpandangan radikal dalam politik maupun agama. Radikalisme berarti suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan.

Radikalisme seringkali dikaitkan dengan istilah terorisme yang menurut KBBI adalah menciptakan ketakutan, kengerian, atau kekejaman oleh seseorang atau golongan. Terorisme berhubungan erat dengan media. Pelaku teror membutuhkan media untuk menyampaikan ancamannya ke publik

Propaganda putih sering dilakukan kelompok radikal agama. Biasanya mereka membuat situs di internet dengan berkedok sebagai situs berita atau portal tentang agama. 

Tulisan-tulisan di situs tersebut berisi substansi yang cenderung menjurus pada narasi atau pesan tertentu. Pesan-pesan tersebut dapat berupa ajakan membenci agama atau kelompok lain atau juga menyebarkan paham-paham yang tidak sesuai dengan ajaran agama yang sebagaimana seharusnya.

Sementara propaganda hitam banyak terlihat di dunia maya melalui tulisan-tulisan menyesatkan yang memeilintir ayat-ayat suci dan kemudian menjadikannya pembenaran dalam pesan-pesan dan aktivitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun