Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Genjot Ekspor Kopi, Pemerintah Bentuk Koalisi Promosi Nasional

24 Maret 2015   19:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:06 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14272012711405300155

Bicara kopi, Indonesia adalah jagonya. Untuk kategori Arabica yang kualitasnya berada di atas rata-rata, misalnya, Indonesia hanya kalah dari para petani Brasil yang memang dikenal sebagai penghasil kopi terbesar dunia. Itulah sebabnya, ketika produksi kopi Brasil merosot karena kekeringan dan hama awal 2014, ekspor kopi Indonesia meningkat drastis dengan harga jual yang menggiurkan.

Para petani kopi di Gayo termasuk komunitas petani paling beruntung, karena waktu itu harga jual kopi melonjak tinggi. Dari kisaran 50 ribuan per kilogram, naik menjadi Rp 60.000 - Rp 65.000 per kg. "Dengan menurunnya produksi kopi Brasil, masyarakat di sini untung besar. Padahal kalau normalnya, harga 46 ribu per kilo sudah harga bagus," ungkap Asda Perekonomian Kabupaten Gayo Muhammad Syukri, saat memandu saya berkeliling menikmati indahnya daerah Gayo dan nikmatnya kopi negeri di atas awan tersebut, tahun lalu.

[caption id="attachment_357216" align="aligncenter" width="640" caption="Memetik kopi Arabica di ketinggian 1200 meter dari permukaan laut saat saya berkunjung ke Gayo dan mengisi pelatihan blog, tahun lalu. (Muhammad Syukri)"][/caption]

Nah, untuk mempertahankan volume ekspor kopi khususnya ke Australia, Kementerian Perdagangan membentuk Koalisi Promosi Nasional (KPN). Koalisi ini merupakan sinergi antara KBRI Canberra, Indonesian Trade Pormotion Center (ITPC) Sydney, KJRI Melbourne, dan Kementerian Perindustrian RI.

Langkah pertama yang mereka lakukan adalah mengikuti pameran kopi terbesar di Australia, yaitu Melbourne International Coffee Exhibition (MICE), yang berlangsung beberapa waktu lalu (13-15 Maret 2015). Setiap instansi dalam KPN berpartisipasi  bersama di Paviliun Indonesia dalam rangka mendongkrak nilai ekspor kopi Indonesia di Negeri Kanguru.

Atase Perdagangan KBRI Canberra Nurimansyah mengungkapkan, peluang ekspor kopi Indonesia ke Australia masih terbuka luas. Pada 2014 ekspor kopi Indonesia ke Australia  sudah mencapai USD 24 juta, meningkat sebesar 14,68% dibanding tahun lalu sebesar USD 20,9 juta. Dilihat dari total impor kopi Australia yang mencapai USD 479,5 juta, ekspor kopi Indonesia baru merebut pangsa sebesar 5,01%.

“Pembentukan KPN merupakan salah satu langkah strategis untuk meningkatkan kinerja ekspor kopi ke Australia. Dengan KPN ini, kami berharap dapat melipattigakannya,” ungkap Iman.

Selama ini, ekspor kopi Indonesia ke Australia didominasi oleh biji kopi yang belum dipanggang. Negara pesaing Indonesia di pasar Australia untuk produk kopi berdasarkan peringkat adalah Swiss, Italia, Brasil, Jerman, Kolombia, Papua Nugini, Vietnam lalu Indonesia pada peringkat ke-8. Meskipun impor kopi Australia dari Indonesia persis di bawah Vietnam,  dalam lima tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 14,68% dan Vietnam mengalami penurunan sebesar 2,41%.

Menurut Nurimansyah, kafe-kafe di Australia berbeda dengan Amerika. Di Amerika, café-chain sangat mendominasi pasar, sedangkan di Australia banyak kafe-kafe kecil independen yang tumbuh subur. Orang Australia sangat menyukai kafe-kafe independen.

Untuk bisa terus meningkatkan ekspor kopi Indonesia di pasar Australia, Indonesia harus terus secara konsisten mengikuti pameran seperti ini."Pameran ini sangat efisien karena banyak pengusaha kafe independen dari sejumlah negara bagian yang datang berkunjung,"jelasnya.

Nurimansyah meyakini terbentuknya KPN dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam ikut serta menjawab  target ekspor nasional hingga 300%.  Apalagi, katanya, tren impor kopi Australia selama lima tahun terus meningkat dengan pertumbuhan sebesar 10,27%.

"Ini peluang bisnis bagi eskportir kopi nasional agar terus mempromosikan kopi terbaik Indonesia di pasar Australia,"tandas Iman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun