Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Afi dan Plagiarisme yang Harus Disesali

5 Juni 2017   12:27 Diperbarui: 11 Juni 2017   07:32 5850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menyalin tulisan. (pixabay.com)

"Pelaku plagiat tdk bisa dikoreksi karena biasanya dia tdk merasa bersalah melakukannya. Selama ini pelaku penjiplakan ilegal baru akan jera setelah aksinya dibongkar orang lain...."

Jawaban itu saya tulis di kolom komentar status Facebook soal plagiarisme yang dilakukan oleh Afi Nihayah Faradisa, minggu lalu.

Waktu itu, aksi penjiplakan secara ilegal yang awalnya diungkap oleh Pringadi di Kompasiana ini masih berada dalam bingkai ‘dugaan’. Pringadi pun mengaku sangat berhati-hati saat memutuskan untuk mengungkapkan plagiarisme tulisan “Belas Kasih dalam Agama Kita” yang diklaim ditulis oleh Afi sendiri. 

Sampai akhirnya, 3 Juni 2017 lalu, Afi mengakui perbuatannya lewat akunnya di Facebook.

Kasus plagiarisme ini memang cukup istimewa. Dibandingkan kasus plagiarisme lain yang pernah diungkap publik di Kompasiana, klaim tulisan oleh Afi atas tulisan Mita Handayani menimbulkan huru-hara di kalangan netizen. Kasus plagiarisme Anggito yang terjadi beberapa tahun lalu juga sempat heboh, tapi tidak berlangsung lama dan tidak menimbulkan perdebatan tajam. Waktu itu, dalam tempo singkat, Anggito mengaku khilaf, meminta maaf, lalu mundur dari jabatan Guru Besar UGM.

Sementara Afi, saat ditanya Kompas TV apakah dia mengklaim tulisan Mita berjudul “Agama Kasih” yang tayang pada bulan Juni 2016, dengan tegas menjawab “Tidak.” Penulis bernama asli Asa Firda Inayah ini justru meminta Bayu Sutiyono dari Kompas TV menanyakan hal itu ke Mita. 

Dan sampai artikel ini saya tayangkan, tulisan hasil plagiarisme itu masih bisa dibaca oleh semua Facebooker. Jiplakan tulisannya pun, yang diklaim ditulis oleh siswi Gambiran Banyuwangi ini, juga masih tayang apa adanya di Detik.

Nama Afi tercantum sebagai penulis artikel ini. (detik.com)
Nama Afi tercantum sebagai penulis artikel ini. (detik.com)
Penjiplakan ilegal yang dilakukan Afi tidak hanya menimbulkan kehebohan, tapi juga pertikaian di media sosial. Sosok Afi sebagai plagiator “Agama Kasih” jadi bahan adu-status, adu-kicauan dan adu-tulisan oleh netizen yang terpolarisasi dalam dua kubu: Kubu A membela aksi plagiarisme, sementara kubu B menyerang aksi memalukan tersebut.

Bahkan di tulisan Pringadi, banyak yang melihat Kompasianer muda ini sebagai orang jahat yang dengan tega memfitnah dan mempermalukan Afi, anak SMA yang punya pemikiran dan karya tulis hebat. Apalagi kemudian diketahui bahwa tulisan Mita yang foto-layarnya disertakan Pringadi, tidak ditemukan di akun Facebook Mita. Serangan bertubi-tubi pun menderas kepadanya.

Sampai akhirnya,Mita mengklarifikasi tulisan itu memang miliknya di sebuah status Facebook yang sudah tidak bisa diakses lagi:

Jadi gini..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun