Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Hai Anak Muda, Nikmati Anak Tangganya, Kelak Kau Berdiri Tegak di Atas Sana

28 Juli 2020   15:47 Diperbarui: 29 Juli 2020   17:01 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi meniti karies dari bawah. (sumber: Thinkstock via kompas.com)

Skala perusahaan lama dan barunya tentu saja berbeda. Tapi justru di situlah peluang bagi seorang pekerja untuk menunjukkan kualitas dirinya, lewat serangkaian tugas, jabatan dan tanggung jawab--yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Lantas bagaimana dengan anak milenial yang hidup di era Menteri Nadiem Makarim? Saya khawatir pegangan atau pondasi yang mereka miliki untuk menunjukkan 'sisi terbaik dari diri mereka' belum solid. 

Bahkan tidak berpondasi sama sekali. Saya khawatir mindset anak-anak zaman now sudah bergeser. Dari menikmati proses, berubah jadi mengejar hasil. Dalam tempo secepat-cepatnya. Secepat informasi yang biasa mereka konsumsi setiap hari di media sosial yang serba cepat. 

Kekhawatiran tersebut bukan tanpa dasar.

Mereka lahir di zaman canggih, di era yang memudahkan banyak sekali urusan dan pekerjaan. Mereka terbiasa mendapatkan sesuatu secara instan berkat bantuan gadget di tangan. 

Dari situ, mereka tertantang untuk memberikan sesuatu untuk orang lain dengan kemudahan dan kepraktisan yang sama. Dalam sekian eksperimen yang dijalani, mereka meyakini bahwa tidak ada mimpi yang terlalu mustahil, asalkan mau tahu dan mau bekerja.

Semangat positif untuk berbuat dan menghasilkan sesuatu ini antara lain terlihat dari banyaknya start-up atau perusahaan rintisan yang didirikan oleh anak muda. Banyak yang berhasil, tapi jauh lebih banyak yang tidak.

Sayangnya, yang terlihat oleh banyak mata dan muncul di banyak layar ponsel adalah usaha-usaha yang berhasil, sehingga mereka tidak berkesempatan untuk belajar banyak dari usaha-usaha yang gagal.

Dalam sebuah obrolan dengan anak muda, saya sudah biasa mendengar gagasan mereka. Ingin membuat usaha, ingin menyebarkan ilmu lewat pelatihan virtual, ingin mendirikan perusahaan, ingin menjajal peruntungan di Youtube, ingin jadi reseller di toko online, dan seterusnya.

Itu adalah semangat yang bagus. Tapi semangat itu akan jauh lebih kuat jika diberangi dengan wawasan dan persiapan untuk gagal. 

Semangat itu juga akan lebih matang jika dilengkapi dengan kemauan untuk belajar, entah belajar di kampus sebagai mahasiswa atau belajar di perusahaan sebagai karyawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun