Mohon tunggu...
ISJET @iskandarjet
ISJET @iskandarjet Mohon Tunggu... Administrasi - Storyteller

Follow @iskandarjet on all social media platform. Learn how to write at www.iskandarjet.com. #katajet. #ayonulis. Anak Betawi. Alumni @PMGontor, @uinjkt dan @StateIVLP. Penjelajah kota-kota dunia: Makkah, Madinah, Tokyo, Hong Kong, Kuala Lumpur, Langkawi, Putrajaya, Washington DC, Alexandria (VA), New York City, Milwaukee, Salt Lake City, San Francisco, Phuket, Singapore, Rio de Janeiro, Sao Paulo, Dubai, Bangkok.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Gunakan Aplikasi agar Salah Input Tidak Jadi Tragedi

25 April 2019   19:46 Diperbarui: 26 April 2019   01:40 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Aplikasi Pemilu. (ECI)

Kesalahan input hasil pemilu terus mengemuka. Formulir C1 perolehan suaranya hanya 41, tapi di website tertulis 141. 'Bonus' 100 suara. Kalau hanya satu-dua kali, hasil akhirnya tidak seberapa. Tapi coba bayangkan berapa jumlahnya jika tambahan liar 100 suara tadi terjadi dalam 1.000 kali kesalahan?

Totalnya: 100 ribu suara! Ah, itu mah gak seberapa. Tunggu, Sob. Capres itu cukup punya selisih 1 suara untuk menang. Kalau dapat masukan 100 ribu, itu bonus yang luar biasa besar.

Jadi jangan bicara ke saya soal persentase kekeliruan, karena satu saja kesalahan input yang luput dari koreksi dapat berdampak pada kekalahan salah satu paslon.

Inilah risiko dari pemilu manual yang harus ditanggung bangsa ini, yang hidup di ribuan pulau dengan infratruktur yang tidak merata. Setiap kali pemilu digelar, kita harus memegang kertas ukuran besar yang untuk membukanya saja susah sekali karena dimensi bilik suara selalu lebih kecil dari suratnya.

Baca juga: Mau Tahu Pemenang Pilpres 2019? Lihat Provinsi Berpemilih Terbanyak

Setelah itu, surat tadi harus dilipat lagi, dimasukkan ke dalam kotak, dihitung satu per satu oleh petugas di TPS, ditotal, dicatat hasil perhitungannya, dikirim ke kantor panitia di atasnya, di atasnya, lalu di atasnya lagi, untuk dicatat lagi, dicek lagi, dicocokkan lagi, sampai akhirnya semua berkumpul di dalam satu lembar bertajuk keputusan hasil Pilpres yang ditandatangani Ketua KPU Pusat.

Proses perhitungan dan rekapitulasi suara secara manual ini membutuhkan waktu 35 hari. Walhasil, selama itu pula kita menghadapi kisruh berulang bernama kesalahan input yang menjadi tragedi bagi pemilu itu sendiri.

Seluruh proses yang panjang dan lama ini melibatkan segudang kertas fisik sebanyak 800 ribu lebih formulir C1 dan hampir satu milyar surat suara yang didistribusikan ke 190.770.329 pemilih di seluruh penjuru tanah air (bahkan dunia).

Benar-benar hajatan yang besar dan manual.

Dan perlu disadari, proses itu berlangsung di sekian banyak pulau dan pelosok yang beragam kondisinya. Ada pulau yang sangat kaya, berlimpah cahaya, sarana dan prasarana, tapi banyak pulau yang sangat miskin, gelap-gulita dan minim sarana.

Suara Kencang KPU Curang

Kontradiksi narasi yang berkembang soal kesalahan input dalam proses penghitungan suara oleh KPU seekstrem pertempuran narasi selama kampanye berbulan-bulan sebelumnya. Kubu A merasa kesalahan itu tidak seberapa, sementara Kubu B meyakininya sebagai kegiatan terstruktur dan berdampak sistemis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun