Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Tahlilan Tidak Pancasilais

6 September 2015   13:55 Diperbarui: 6 September 2015   13:55 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Apakah Tahlilan Itu Lambang Pancasilais"][/caption]

 

Tulisan ini bertujuan menguak pemikiran salah Said Aqil Syiroj  yang di lontar ke media, yang mengesankan seorang Said Aqil bukan berkiblat ke Islam yang pernah hadir 1500 tahun yang lalu, tetapi sebuah Islam Kombinatif, Kejawen , Syiah dan Islam, berada dalam suatu kemasan dalam rang menyudutkan kelompok Islam tertentu yang tidak mendukung gagasan NU, sebagai media Islam Tradisional.

Ada beberapa pemikiran Said aqil Syiroj [ Kang Said ] , sering diabadikan dalam bentuk tulisan dan wawancara yang bertujuan bikin gaduh dikalangan tokoh tokoh Islam di Indonesia,[ bukan saja tuduhan Jokowi , kalau ada petinggi Polri bikin gaduh], tetapi juga Kang Said yang dikenal semangat sekali melontarkan gagasan gagasan “mengindonesiakan atau menusantarakan Islam”. Sebuah gagasan yang notabeni dengan beranggapan hanya Islam Nusantara yang benar, selain NU tidak benar, atau mempancasilakan Islam, ide ketinggalan yang pernah dilontarkan juga kalangan Nasiolisme P4 yang muncul di Jaman Pak Harto.

Terlebih bila mengacu pada gagasan gagasan “Islam Nusantara”, sungguh mengesankan sebuah retorika melemahkan barisan Islam Puritan [ Istilah Gerajani yang menuntut pemurnian ajaran Kristen] yang menjadi gerak langkahnya. Berbagai tulisan dan rumusan Kang Said ini terkandung satu tema yang sama “ Islam Nusantara” Islam yang berwawasan Nusantara, dengan menabikan [ sebagai pandangan Histori]  para Walisongo, yang menadi juru selamat dikalangan Nahdiyin.

Salah satu Idenya terlempar di Medsos, bahwa YANG ANTI TAHLILAN DIRAGUKAN PANCASILANYA. Sebagaimana dikutip beberapa situs terkenal, semua memberitakan perkataan Kang Said yang dengan gagasan sintingnya, tanpa mengenal sejarah pancasila, mengutarakan perkataan tersebut. Ironi karena seorang Said Aqil termasuk tokoh umat yang seharusnya tidak buta sejarah. Bahwa Pancasila itu lahir dari orang orang tidak pernah ikut kenduri tahlilan atau kematian. Pancasila tumbuh dari pemikiran militansi pejuang Republik ini, mereka yang terlibat dalam pergumulan pembentukan sejarah Republik Indonesia, mereka mayoritas adalah anti Tahlilan, kalaupun disandarkan kepada Bung Karno, beliau adalah tokoh Muhammadiyah yang anti tahlilan, bahkan pemuja ajaran Wahabi, entah siapakah yang sepantasnya di ragukan pancasilanya, mereka yang suka tahlilan itu atau yang anti tahlilan. Kalau yang memicu lahirnya panacasila itu tokoh Muhammadiyah seperti Bung karno, sudah Jelas, beliau adalah tokoh yang anti tahlilan, yang mengharuskan pancasila sebagai dasar negara NKRI.

Ironi pemikiran Kang said, seolah buta sejarah, tidak paham perjalanan bangsa Indonesia, sehingga dengan mudah menyimpulkan dengan kesimpulan yang tidak benar, mestinya lintasan lintasan sejarah itu dibaca, sebagai argumen berbangsa, bahwa orang orang yang anti Tahlilannya yang gigih mempertahakan Pancasilan, ketika NU tenggelam dalam Nasakom

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun