[caption caption="Apakah Tahlilan Itu Lambang Pancasilais"][/caption]
Tulisan ini bertujuan menguak pemikiran salah Said Aqil Syiroj yang di lontar ke media, yang mengesankan seorang Said Aqil bukan berkiblat ke Islam yang pernah hadir 1500 tahun yang lalu, tetapi sebuah Islam Kombinatif, Kejawen , Syiah dan Islam, berada dalam suatu kemasan dalam rang menyudutkan kelompok Islam tertentu yang tidak mendukung gagasan NU, sebagai media Islam Tradisional.
Ada beberapa pemikiran Said aqil Syiroj [ Kang Said ] , sering diabadikan dalam bentuk tulisan dan wawancara yang bertujuan bikin gaduh dikalangan tokoh tokoh Islam di Indonesia,[ bukan saja tuduhan Jokowi , kalau ada petinggi Polri bikin gaduh], tetapi juga Kang Said yang dikenal semangat sekali melontarkan gagasan gagasan “mengindonesiakan atau menusantarakan Islam”. Sebuah gagasan yang notabeni dengan beranggapan hanya Islam Nusantara yang benar, selain NU tidak benar, atau mempancasilakan Islam, ide ketinggalan yang pernah dilontarkan juga kalangan Nasiolisme P4 yang muncul di Jaman Pak Harto.
Terlebih bila mengacu pada gagasan gagasan “Islam Nusantara”, sungguh mengesankan sebuah retorika melemahkan barisan Islam Puritan [ Istilah Gerajani yang menuntut pemurnian ajaran Kristen] yang menjadi gerak langkahnya. Berbagai tulisan dan rumusan Kang Said ini terkandung satu tema yang sama “ Islam Nusantara” Islam yang berwawasan Nusantara, dengan menabikan [ sebagai pandangan Histori] para Walisongo, yang menadi juru selamat dikalangan Nahdiyin.
Salah satu Idenya terlempar di Medsos, bahwa YANG ANTI TAHLILAN DIRAGUKAN PANCASILANYA. Sebagaimana dikutip beberapa situs terkenal, semua memberitakan perkataan Kang Said yang dengan gagasan sintingnya, tanpa mengenal sejarah pancasila, mengutarakan perkataan tersebut. Ironi karena seorang Said Aqil termasuk tokoh umat yang seharusnya tidak buta sejarah. Bahwa Pancasila itu lahir dari orang orang tidak pernah ikut kenduri tahlilan atau kematian. Pancasila tumbuh dari pemikiran militansi pejuang Republik ini, mereka yang terlibat dalam pergumulan pembentukan sejarah Republik Indonesia, mereka mayoritas adalah anti Tahlilan, kalaupun disandarkan kepada Bung Karno, beliau adalah tokoh Muhammadiyah yang anti tahlilan, bahkan pemuja ajaran Wahabi, entah siapakah yang sepantasnya di ragukan pancasilanya, mereka yang suka tahlilan itu atau yang anti tahlilan. Kalau yang memicu lahirnya panacasila itu tokoh Muhammadiyah seperti Bung karno, sudah Jelas, beliau adalah tokoh yang anti tahlilan, yang mengharuskan pancasila sebagai dasar negara NKRI.
Ironi pemikiran Kang said, seolah buta sejarah, tidak paham perjalanan bangsa Indonesia, sehingga dengan mudah menyimpulkan dengan kesimpulan yang tidak benar, mestinya lintasan lintasan sejarah itu dibaca, sebagai argumen berbangsa, bahwa orang orang yang anti Tahlilannya yang gigih mempertahakan Pancasilan, ketika NU tenggelam dalam Nasakom