Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Senandung Wahabi Buat Kang Said

9 Januari 2016   12:55 Diperbarui: 9 Januari 2016   12:55 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Senandung Wahabi Buat Kang Said"][/caption]
Sebenarnya rasa suka saya padamu kang Said tak bisa sirna, selalu terusik siapa gerangan dirimu yang cendrung antagonis dengan berbagai kelekar dan kilahmu, seolah agama ada media atau pentas pelawak, kau adalah salah satu aktor stand up Komedia yang paling menawan melukis Islam dengan bahasa bahasa sensasionalmu yang progress dari masa ke masa.
Setelah kau syairkan bait bait anti janggot di pentas lawak, memang cukup menghibur, karena umat makin kalau engkau hanya seorang pelawak yang serba bisa, tentu akan lebih kocak , kalau kau menggunkan Style Mr. Bean, pasti Kang Said akan semakin populer di dunia maya, didarat, di laut dan di udara. Bisa dibayangkan para pelautpun akan sejenak menambatkan kapal kapal dan perahunya di darmaga, bersama mereka turut hanyut dalam penampilan pentas komedimu.

Ketika Muhammadiya, menjadi sasaran vokalmu yang mengandung murka, melontarkan kata “ bodoh” dengan hati yang ikhlas. Makin menunjukkan kemampuanmu yang kolomnis sensitif. Bukan saja Muhammadiyah tidak gundah atau dongkol karena mendengar kicaumu itu. Tetapi justru warga Muhammadiyah tidak perduli seperti apa lidahmu mengurai kata memorial antagonisme.

Lebih aneh lagi benturan lidahmu yang mengunyah kalimat sinisme, dengan menempatkan orang orang mulya sebagai cikal bakal teroris adalah sebuah hembusan fitnah Persia yang engkau Adopsi, misalnya menyebut Banim Tamin, atau At-Tamimi sebagai ladang subur teroris, nyata kalau engkau tidak awas sejarah, tidak awas siapa mereka, karena nafsumu membawa dirimu terbius kebencian kelompok.

Siapa Banim atau At-Mimi yang tersambar busur fitnahmu ?, sebagaimana tertulis dalam sebua hadits :


قَا ل أَبُو هُرَيْرَةَ لَا أَزَالُ أُحِبُّ بَنِى تَمِيمٍ مِنْ ثَلَاثٍ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ الله سَمِعْتُ رَسُولُ الله يَقُولُ هُمْ أَشَدُّ عَلَى الدَّجَّالِ قَالَ وَجَاءَتْ صَدَقَاتُهُمْ فَقَالَ النَّبِىُّ هٰذِهِ صِدَقَاتُ قَوْمِنَا قَالَ وَكَانَتْ سَبِيَّةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ عَائِشَةَ فَقَالَ رَسُوْلُ الله أْتِقِيهَا فَإِنَّهَا مِن ْوَلَدِ إِسْمَعاِيلَ


“Abu Hurairah berkata, aku selalu mencintai Bani Tamim karena tiga perkara yang aku dengarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka (Bani Tamim) adalah umatku yang paling keras terhadap Dajjal.’ Kata Abu Hurairah, ketika datang sedekah dari bani Tamim, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ini adalah sedekah dari kaum kita.’ Lalu Abu Hurairah, ada seorang tawanan (budak) wanita dari Bani Tamim milik Aisyah radhiallahu ‘anha, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah keturunan Nabi Ismail ‘alaihissalam.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim)

Orang yang engkau hujat dari bani tamim masih termasuk keluarga besar Rasulullah shallallahu’alai wasallam. Tetapi sengaja kau hilangkan nasabnya, seolah Muhammad bin Abdul Wahab, perusak agama sebagaimana fitnah fitnahmu yang kau banggakan, padahal beliau jau lebih terhormat dari skedar jumlah orang yang begitu banyak yang rata rata sepertimu.
Apakah engkau akan mengatakan bahwa Aisyah adalah cikal bakal teroris, karena beliau bani Tamin sebagai kelompok Rafidhi melontarkan kebencian padanya, atau Abu Bakar, akan engkau tuduh sebagai cikal bakal teoris sebagaimana senandungmu yang lancang dan jauh dari kata benar, sedangkan engkau tahu kemulyaan Abu bakar ashiddiq yang diapandang sebelah mata oleh musuh musuhnya, termasuk Rafidhi.

Apakah Engkau seorang Rafidhi Kang said, sehingga engkau melukis sejarah Nabi Muhammad terutama, dari sisi Abu bakar dan Aisyah yang Tamimi itu sebagai embrio Terorisme dunia, engkau termasuk hamba Allah yang takfir para Imam ketika engkau mencaci maki Abu Bakar dan Aisyah karena terlahir dari bani Tamim.
Tentu beda dengan Engkau Adalah Imam Shon’any dalam kitab Dewannya :
Muhammad bin Isma’il Al-Amir Ash-Shan’ani dalam sebuah qoshidah panjang yang awalnya:

“Salam bagi Najd dan orang yang tinggal di Najd
Meskipun salamku dari kejauhan ini tiada berguna
Sungguh aku telah mendatangkan siraman kehidupan dari kaki bukit Shan’a
Dia didik dan dia hidupkan dengan tertawanya guntur
Aku berjalan seperti orang yang digerakkan mencari angin, jika kuberjalan
Wahai putera Najd kapan engkau akan beranjak dari Najd
Perjalananmu dan para penduduk Najd mengingatkanku akan Najd
Sungguh sepak terjangmu menjadikanku semakin cinta
Selamanya, dan bertanyalah kepadaku tentang seorang alim yang singgah di negeri Najd
Dengannya terpetunjuk orang yang dulunya sesat dari jalan yang lurus
Muhammad yang memberikan petunjuk kepada sunnah Ahmad
Alangkah indahnya yang memberi petunjuk dan alangkah indahnya yang diberi petunjuk.”
Sampai beliau berkata,
“Sungguh telah datang berita darinya bahwa dia
mengembalikan kepada kita syariat yang mulia
dengan apa yang ditampakkannya
Dan dia sebarkan secara terang-terangan apa
yang disembunyikan oleh setiap orang bodoh
Dan ahli bid’ah, sehingga sesuailah dengan apa yang aku punya
Dia dirikan tiang-tiang syari’at yang dulunya roboh
Monumen-monumen yang padanya manusia tersesat dari petunjuk
Dengannya mereka mengembalikan makna Suwa dan yang semisalnya
Yaghuts dan Wadd, betapa jelek Wadd itu
Sungguh mereka menyebut-nyebut namanya ketika terjadi kesusahan
Sebagaimana seorang yang terpepet memanggil Dzat
tempat bergantung lagi Maha Esa
Betapa banyak sembelihan yang mereka persembahkan di pelatarannya
disembelih untuk selain Allah secara terang-terangan disengaja
betapa banyak orang yang thawaf di sekitar kubur sambil mencium
dan mengusap pojok-pojoknya dengan tangan”

(Diwan Ash-Shan’ani, hal 128-129)

Asy-Syaukani dalam qasidahnya yang panjang, di antara ucapannya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun