Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Timur Tengah vs Mahabharata versi Jawa

17 Oktober 2015   04:54 Diperbarui: 17 Oktober 2015   05:01 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menyimak cerita putra Pandu,  yg melahirkan kisah Pandawa lima dari negeri asalnya jauh berbeda dengan putra pandu versi jawa manakala dikemas dialektika jawa. 

Kalau versi negeri asalnya (india)  putra Pandu yg dimainkan oleh para aktor India,  filmnya menggambarkan tokoh tokoh mahabarata  secara narsis,  antagonis dan egois,  namun beda dengan  versi Jawa,  yg muncul adalah aktor aktor yang menampilkan sosok dan karakter lembut para tokoh mahabarata,  seperti Bisma, Yudistira,  arjuna,  juga bentuk cerita yg diolah dengan kebiasaan jawa, jauh berbeda dengan negeri asalnya yg pemerannya menggarbarkan tokoh tokoh dalam cerita Mahabarata secara Narsis.

Ini juga Islam yg lahir di Arab, yg bisa kita baca dalam sejarah Islam. Sejarawan Indonesia berusaha menampilkan Islam dengan sosok Islam dengan sosok dan karakter jawa. berbagai peristiwa penting yg terjadi di jaman Rasulullah yg berkaitan dengan wahyu Allah kepada Nabi Muhammadiyah diadopsi untuk melahirkan Islam walisongo, yg jauh berbeda denga retorika sejarah Islam versi arab. Para sejarawan jawa berusaha menampilkan Nabi dan sahabatnya menurut versi mereka,  sehingga dibuat berbagai tasir terhadap kisah kisah nabi Muhammad dan para Sahabatnya.

Sebagai sebab reduksi sejarah asal,  terjadi dialektika sejarah yg berbeda,  baik karakter para tokoh atau cara mensikapi ceritanya

Tidak heran bila kemudian cerita Islam tidak sama dengan karakter Islam yg sebenarnya, membuat Islam lahir di Indonesia berbeda beda versi menurut karakter daerahnya.

Yang biasa nonton Film Mahabharata atau Bharata yuda versi Jawa,  coba bandingkan dengan film versi India, akan banyak prilaku yg tidak sama dalam memerankan tokoh cerita, meskipun ceritanya sama.  

Begitulah Islam Timur Tengah,  atau agama apapun yg asalnya diluar negeri,  ketika diperankan oleh orang indonesia, terutama jawa,  maka yg mencuat kepermukaan adalah pemeran agama yg berobsesi agama harus di Indonesiakan. Tidak heran kalau muncul berbagai label Islam berlatar belakang kesukuan yang ada di Indonesia. Akibatnya Islam di Indonesia terdiri dari beberapa versi,  sesuai dengan pemeluk Islam dimana dilahirkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun