Mohon tunggu...
Indra Iskandar
Indra Iskandar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Apa yang penting dalam hidup adalah bukan hanya fakta bahwa kita hidup. Melainkan perubahan apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan orang lain yang memberi makna pada hidup yang kita jalani." -Nelson Mandela-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Waspada Oknum Polisi pada Ngumpet di Jalan Batu Tulis Raya!

15 September 2014   23:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:36 4094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14107725551430528155

[caption id="attachment_342851" align="aligncenter" width="300" caption="Persimpangan Jalan Batu Ceper dan Jalan Batu Tulis (Google Street Mar 2013)"][/caption]

Banyaknya para pelanggar rambu lalu lintas menjadi sasaran empuk para oknum polisi di daerah Batu Ceper yang mengarah Batu Tulis Raya Jakarta Pusat. Pasalnya setiap saya pulang kerja malam sekitar pukul 7 polisi bejibun (5-7 orang) pada duduk-duduk menjorok ke dalam ruko yang sudah tutup dan sesekali mereka mengintip ke arah pertigaan. Wah Lucu sekali tingkah mereka. Kaya lagi nunggu tikus kena jebakannya, trus keluar bagai kucing yang siap menerkam.

Setiap Malam kejadian ini saya lihat. Kendaraan roda 4 dari arah Jalan Hayam Wuruk yang berbelok ke Batu Ceper antara Dunkin Donut dan Wisma Hayam Wuruk yang akan menuju Jalan Juanda atau Pecenongan lebih cepat Bila langsung belok kanan melewati Jalan Batu Tulis Raya. Sebenarnya ada rambu-rambu dilarang berbelok, tapi dari ujung jalan memang sangat terlihat sepi. Tidak ada tanda-tanda petugas berompi hijau yang berjaga-jaga. Tapi tidak di sangka setelah berbelok dan kira-kira 10m dari pertigaan, oknum polisi keluar dari sarangnya dengan tongkat merah yang menyala. Melangkah ke tengah jalan bagai pahlawan yang menangkap para pelanggar lalu lintas. What next??

Tidak sampai 5 menit percakapan antara supir dan polisi tersebut lewat jendela pintu. Si supir melenggang dan melanjutkan perjalanannya setelah ‘bersalaman’ dengan oknum tersebut. Hhmm setiap 10 menit banyak juga mobil yang lewat jalan itu. Semalam berapa kali ‘salaman’ ya oknum polisi itu. Siapa yang salah sebenarnya? Pemerintah daerah. (Dinas yang mengurusi rambu-rambu di jalan raya). Positive thinking ketika para supir berbelok karena memang warna rambu sudah pudar sehingga petunjuk arah tidak begitu jelas walau pun masih bisa terlihat. Mohon untuk dilakukan pengecekan rambu-rambu dan lampu penerangan di jalan!

Para Pengguna Jalan. Saya hanya mengingatkan kalau jam 6-10 malam jangan coba-coba lewat jalan situ. Walaupun terlihat sepi. Jangan biarkan Anda seperti korban super trap yang tiba-tiba ada polisi yang cegat karena melanggar rambu lalu lintas. Ohh No (lumayan uangnya buat Nonton+beli Pop corn) :p . Pak Polisi. Bapak Ngapain ngumpet-ngumpet nongkrong di situ. Kelihatan banget lagi nyari pengguna kendaraan buat ‘salaman’. Lebih baik bapak berada di tempat bapak seharusnya. Pos Polisi atau paling tidak berdiri di pertigaan memberi arahan pengguna jalan bawha jalan tersebut idak dapat dilalui kendaraan roda 4. :(

Tidak ada niatan untuk menyalahkan. Ayo kita sebagai masyarakat kita budayakan tertib lalu lintas. Mulai dari diri sendiri. Kadang kita selalu kesal dan muak dengan tingkah oknum polisi yang seperti itu. Tapi semua itu tidak akan terjadi kalau kita taat dan tertib lalu lintas. Jangan budayakan ‘bersalaman’ dengan Polisi. Pahami peraturan lalu-lintas yang semua telah diatur dalam UU NO 22 Tahun 2009. Dan bagi para oknum aparat kepolisian jangan jadikan kejadian ini sebagai kesempatan untuk menambah pundi-pundi penghasilan pribadi. Lebih baik banyak sosialisasi ke masyarakat tentang aturan berkendara yang baik dan benar. Mungkin dengan memberikan selebaran kepada pengguna Jalan tentang Punishment ketika melanggar. Sedikit mengurangi tingkat pelanggaran di jalanan. Mari kita saling bersinergi membentuk sistem berkendara yang aman nyaman dan tertib berlalu lintas.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun