Mohon tunggu...
Iskandar Mutalib
Iskandar Mutalib Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta

Pengabdi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anggi, Kesialan = Peluang

13 November 2018   05:27 Diperbarui: 13 November 2018   05:59 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BENAR kata para orang tua dulu, kesialan tidak pernah bisa diprediksi. Kita harus siap kapan pun saat kesialan itu datang.

Anggi (21) tersenyum kecil saat mengetahui laju mini bus mulai tersendat, ia yakin tidak lama lagi bus kecil tua yang ditumpanginya akan mogok. Itu artinya, ia dan seluruh penumpang tak bisa keluar dari dalam hutan.

Dokpri
Dokpri
Sementara, mata hari perlahan-lahan mulai mempersilakan raja malam mengambil alih jagat raya. Sinar terang berganti cahaya redup rembulan.

Harapan mahasiswi pemilik akun Instagram dan blog itu rupanya dengar penguasa kegelapan hutan. Mini bus tiba-tiba berhenti.

Sang supir bus berulangkali menyalahkan dan mematikan stopkontak. Namun, mesin bus tak juga bereaksi. Jangankan menyala, berbunyi pun tidak.

Supir bus bernama Her (50) mulai agak panik. Dari keningnya keringat mengalir deras. Dia menarik nafas dalam-dalam agar tidak terlihat panik. Dibukanya pintu, dibiarkan angin sore menyapu wajahnya yang hitam.

"Jangan sampai penumpang panik," kata Her dalam hati.

Her turun dari atas mini bus, dilihatnya keadaan sekeliling hutan. Tak lupa melihat kondisi mesin bus. Dia berharap dapat menemui penyebab mesin bus yang mati mendadak. Sayangnya dia bukan seorang montir. Setiap kali bus mengalami kerusakan, Her selalu memasukkannya ke bengkel.

Inilah akibatnya, Her tidak mengerti sama sekali bagaimana cara memperbaiki kerusakan mesin. Dia yang tadinya berupaya bersikap tenang mulai terserang virus panik.

Dia bingung harus berbicara apa kepada seluruh penumpang,  Fred (78 tahun) seorang turis mancanegara yang sekaligus ahli biologi, Anggi, Kanaya (19), Lukman (40), Prita (35) dan Kevin (8).

Her bimbang, kakinya gemetar, berat untuk diajak melangkah ke dalam bus. Namun, dia berusaha sekuat tenaga naik ke dalam mini bus tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun