Mohon tunggu...
Iskandar Mutalib
Iskandar Mutalib Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta

Pengabdi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bernyalikah Jokowi Pilih Mahfud MD?

16 Maret 2018   00:13 Diperbarui: 16 Maret 2018   00:41 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

INDONESIA Corruption Watch (ICW) mengusulkan nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Selain sosoknya bersih dan negarawan, Mahfud terkenal berani melawan mafia hukum dan mafia bisnis. Plus memiliki visi penegakan hukum dan demokrasi yang kuat dan konsisten. Sepertinya, Menteri Pertahanan pada Kabinet Persatuan Nasional itu menjadi salah satu pasangan ideal bagi Presiden Jokowi untuk kembali mengikuti kontestasi Pilpres 2019. 

Benarkah Jokowi membutuhkan pasangan ideal untuk kembali memuluskan jalannya menuju Istana Negara. Lantas apakah yang dimaksud dengan pasangan ideal dalam sudut pandang ICW sama dengan Jokowi dan tim suksesnya.  Pasti ada perbedaan yang mencolok. Jokowi tidak akan melihat dari satu sisi, melainkan banyak sisi. Baik itu sisi politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya.  

Memilih Mahfud MD sebagai pendamping bukan pilihan tepat, tapi juga tidak salah. Hanya membutuhkan nyali sekaligus langkah politik brilian. Sebab, Hakim Konstitusi periode 2008-2013 itu tidak memiliki kendaraan politik sendiri. Jokowi harus dapat meyakini seluruh partai politik (parpol) pendukungnya untuk menerima dan mendukung Mahfud. Itu artinya ada cost politik yang akan dikeluarkan atau transaksi jabatan di kabinet mendatang bagi kader parpol pendukungnya. Pertanyaan selanjutnya, apakah Mahfud MD bersedia melakukan politik transaksional seperti itu. 

Dari sisi ekonomi, apakah pasar dan pelaku pasar mau menerima kehadiran suami Zaizatoen Nirhajati dalam bursa cawapres Jokowi. Pasar dan pelaku pasar tidak akan senang dengan pemimpin yang sulit diajak kompromi. Pasalnya, dalam ekonomi kompromi menjadi suatu hal yang harus diterima dengan akal sehat. Cokong-cukong 'penjual' demokrasi tidak akan mau menggelontorkan dana kalau calon yang diusungnya tidak memiliki nilai ekonomis. 

Pembahasan sisi ekonomi bukan hanya bisa memahami perekonomian dan mengerti hal-hal teknis secara ekonomi. Yang lebih penting adalah bagaimana membuat pasar menerima kehadiran si calon. 

Dalam sudut pandang sosial, kemungkinan besar sangat cocok dengan sosok Mahfud MD. Bersih dan tak kenal kompromi. Namun menjadi sia-sia kalau pria kelahiran Kabupaten Sampang itu enggan melakukan komunikasi politik dengan beragam komunitas yang ada di Indonesia. Baik itu komunitas pendukung tim sepakbola, majelis-majelis, kerohanian maupun komunitas adat lainnya. Dalam politik interaksi sosial menjadi tulang punggung untuk meraih simpati masyarakat. 

Dari sisi hukum  Mahfud MD merupakan figure paling tepat mendamping Presiden Jokowi. Ia akan menyapu bersih seluruh kotoran dalam tubuh penegak hukum di Indonesia. 

Tak ada seorang pun di Tanah Air yang meragukan kridibelitas Mahfud MD dalam urusan hukum. Namun, sosok ini juga membuat orang ragu atau mengutip kata yang biasa digunakan almarhum Sutan Batugana 'ngeri-ngeri sedap'. Dipilih mendapingi Jokowi maka harus bersiap berjalan tegak lurus. 

Kalau bicara jujur, orang seperti Mahmud MD sangat diperlukan republik ini untuk membenahi seluruh system hukum dan system  ketata negaraan yang masih bobrok. Sayangnya klaim parpol atas nama demorasi membuat nama Mahfud kurang laku di pasar.  

Parpol akan mendahului kadernya untuk dapat mendampingi Jokowi. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) lebih memilih menyodorkan nama Puan Maharani dan Budi Gunawan ketimbang Mahfud, Partai Golkar sepertinya akan mendorong ketua umumnya Airlangga Sutarto, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cak Imin, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romy, Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono. 

Semua ulasan di atas salah dan parpol mau berbesar hati memilih Mahfud MD yang nota bene berasal dari Nahdlatul Ulama (NU). Tabik!  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun