Mohon tunggu...
Singkat Cerita
Singkat Cerita Mohon Tunggu... Freelancer - Yang kurasa dan kujalani

Mengamati dan menuliskan apa yang kurasa dan kujalani

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selubung Isu Kebangkitan PKI

24 September 2020   01:13 Diperbarui: 25 September 2020   01:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi orang-orang yang terlahir di era tahun 60, 70, 80 an, mungkin sudah sangat hapal atas cerita dan narasi kekejaman PKI pada 30 September 1965, bahkan membuat nervous dan paranoid sepanjang perjalanan hidupnya.

Hingga pada 9 November 1989, mereka akhirnya dapat bernafas lega, setelah menyaksikan runtuhnya Tembok Berlin, yang merupakan simbol kekuatan komunisme dan sosialis dunia.

Selanjutnya melalui kebijakan/program Glasnost dan Perestroika yang dicanangkan oleh Mikhail Gorbachev semenjak 1985,  Uni Soviet atau USSR resmi bubar pada  26 Desember 1991.

Keruntuhan Tembok Berlin dan bubarnya USSR, merubah tatanan dunia, dimana banyak negara-negara eks anggota USSR memproklamirkan kemerdekaannya, sekaligus menganut sistem pemerintahan yang Demokratis, yang dianggap telah berjaya mengalahkan sistem pemerintahan Komunisme , bahkan rakyat negara-negara berbentuk Republik yang menerapkan sistem demokrasi terpimpin alias diktatorisme turut terinspirasi, dengan melakukan pemberontakan menuntut penerapan sistem pemerintahan demokrasi yang sesungguhnya. Tak ketinggalan rakyat negara Indonesia-pun turut latah, dengan runtuhnya Orde Baru pada 21 Mei 1998.

Perlu diketahui dengan penerapan sistem demokrasi di seluruh dunia, maka secara langsung dan tidak langsung sistem ekonomi kapitalis pun tumbuh dan berkembang pesat di seantero dunia, dimana setiap orang menjadi sangat konsumtif karena kini setiap orang berhak atas segala kepemilikan pribadi atas segala usahanya sendiri, hingga taraf tanpa batas, yang pada akhirnya memicu menjamurnya para entrepreneur baru serta konglomerat-konglomerat baru. Bahkan RRC pun sebagai negara terbesar yang menganut paham sosialis, mau tidak mau, telah menjadi sangat kapitalis.

Kembali pada kondisi Indonesia saat ini, yang telah bertabur para enterpreuner, konglomerasi baru, fintech, startup dan perusahaan-perusahaan baru berskala internasional, rasanya membuat generasi saat ini  sangat mengakar dan terbenam menjadi generasi kapitalis sejati.

Dan rasanya sangatlah tidak mungkin,  membayangkan generasi saat ini untuk kembali ke sistem demokrasi terpimpin seperti pada era Orde Baru, dimana saat itu, hanya segelintir orang yang berkesempatan meraih kebebasan dan kejayaan finansial tanpa batas, sementara rakyat kebanyakan, disaat berjalan kaki menuju sekolah atau tempat kerjanya, hanya memandang penuh kagum melihat para pejabat dan anak-anaknya melenggang dengan mobil  terbaru mereka.

Dan rasanya sangatlah mustahil bila generasi saat ini akan memilih atau berkeinginan untuk memeluk paham Komunisme alias PKI, yang tidak memperkenankan kepemilikan pribadi,  dimana semua hasil usaha pribadi menjadi milik negara atas nama rakyat.

Karena itu sangatlah aneh dan membingungkan serta menyesatkan, bahwa di era euforia kepemilikan serta kejayaan pribadi saat ini, muncul isu-isu kebangkitan Komunisme alias PKI, sesuatu hal yang sangat tidak masuk nalar atau akal orang yang sehat secara jiwa dan pikiran.

Akhir kata, ditengah kebingungan nalar dan akal, sebaiknya kita menanyakan maksud dan tujuan terselubung atas muncul serta beredarnya isu Kebangkitan PKI, kepada orang-orang yang meyakini dan menyebarkan isu tersebut.

Mungkin maksudnya adalah untuk penghalusan atau pengkasaran  atas kebencian kepada golongan atau individu tertentu saja. 

Sekian dan terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun